Radioaktif Cesium 137 Biasa Digunakan Sebagai Pengawet Makanan

17 Februari 2020 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melakukan dekontaminasi zat radioaktif di Perumahan Batan Indah-Serpong.
 Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melakukan dekontaminasi zat radioaktif di Perumahan Batan Indah-Serpong. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Paparan radiasi Cesium 137 atau Cs-137 yang ditemukan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan, pada Sabtu (15/2) lalu masih terus dilacak sumbernya. Bersama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), mereka mengambil sampel tanah yang terkontaminasi untuk diteliti lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
“Dimulai misal mengumpulkan data-data perizinan dulu. Jadi kita ingin tahu pengguna Cesium 137 seluruh Indonesia itu berapa banyak dan siapa saja,” ujar Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN, Abdul Qohhar, di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Minggu (16/2).
Unsur cesium alami, yakni Cesium 133, memang biasa dijumpai pada tanah, batu, atau debu dalam konsentrasi rendah. Lain halnya dengan Cs-137 yang berasal dari reaktor nuklir atau merupakan produk sampingan dari pengujian senjata nuklir.
Adapun penggunaan Cesium 137 membawa bahaya sekaligus manfaat. Dampak yang membahayakan mulai dari menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, pemicu kanker, hingga kematian. Paparan radiasi gamma yang dipancarkan Cesium 137 bisa menembus jaringan lunak, terutama jaringan otot.
Ilustrasi zat radioaktif. Foto: minka2507 via pixabay
Di samping sederet dampak buruk yang bisa ditimbulkan, Cesium 137 juga punya sejumlah manfaat. Dalam dunia kedokteran, Cs-137 banyak diperuntukkan untuk terapi radiasi pasien kanker. Beberapa industri juga memanfaatkannya, mulai dari pabrik kertas, baja, hingga makanan.
ADVERTISEMENT
Dalam industri pembuatan kertas, Cesium 137 berperan sebagai pengukur ketebalan kertas. Sedangkan pabrik baja memanfaatkannya untuk mengukur ketebalan dan massa jenis baja. Tak hanya itu, jejak Cesium 137 bahkan terdapat pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Sebagaimana dikutip dari laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration), pancaran sinar gamma dari senyawa Cesium 137 bisa digunakan secara legal untuk mengawetkan produk-produk makanan. Proses pengawetan ini sebagai bagian dari metode iradiasi makanan, teknologi untuk memperpanjang usia simpan makanan dengan mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme.
Perlu dicatat, proses iradiasi tidak lantas menjadikan suatu produk makanan menjadi radioaktif, nutrisinya berkurang, atau mengubah rasa, tekstur, dan tampilan makanan. Perubahan yang terjadi dipastikan sangat minim, sehingga sulit membedakan suatu produk sudah melewati tahap iradiasi atau tidak.
ADVERTISEMENT
Metode ini justru bertujuan untuk membuat produk aman bagi konsumen. Produk-produk seperti susu pasteurisasi dan buah-buahan dalam kaleng, misalnya, melewati tahap iradiasi untuk memperpanjang masa kedaluwarsa.
Proses iradiasi tak hanya melibatkan sinar gamma yang dihasilkan Cesium 137, tapi juga elemen Cobalt 60, sinar X-Ray, dan sinar elektron. Dalam laman situsnya, FDA merinci sejumlah manfaat penerapan iradiasi untuk produk makanan sebagai berikut.