Ramai Keluhan Netizen soal Bulan Januari Terasa Lebih Lama, Ini Penjelasan Sains

16 Januari 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 24 Januari 2024 10:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi waktu. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi waktu. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun 2024 akhirnya tiba, dan dua minggu sudah kita melewatinya. Namun banyak netizen mengeluhkan Januari terasa lebih lama dan panjang dari bulan lain.
ADVERTISEMENT
Salah satunya disampaikan oleh pemilik akun Daniel (@Arti_SebuahRasa) di akun media sosial X. Dia mengaku bahwa bulan Januari terasa lebih lama dari bulan-bulan sebelumnya.
“Januari kok terasa lama banget ya,” tulis Daniel.
Hal yang sama disampaikan oleh Xavier (@dluty) yang juga merasa bulan Januari terasa lebih lama.
“Ini kok Januari terasa lama banget ya?” tulis Xavier di media sosial X.
“Gajian masih lama. Januari terasa lama banget,” tulis akun lainnya, kho’ (@hrfkho).
Januari yang terasa lama ternyata tidak hanya dirasakan oleh orang Indonesia saja, tapi juga banyak orang di seluruh dunia. Dan bulan pertama yang terasa lama ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Dilansir Newstateman, perasaan tersebut punya kaitan dengan ‘hipotesis jam dopamin’. Sebuah penelitian menemukan bahwa kadar dopamin yang lebih tinggi membuat waktu terasa lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Dopamin sendiri adalah hormon yang dilepaskan oleh otak yang dirangsang oleh kesenangan, kepuasan, pencapaian dan hal-hal terkait kebahagiaan lainnya. Sepanjang November dan Desember, kita mungkin lebih banyak melepaskan hormon dopamin karena persiapan menyambut sejumlah momen penting, seperti libur Natal dan tahun baru.
Namun, setelah libur berakhir, kita dihadapkan dengan tugas-tugas dan pekerjaan yang numpuk. Ditambah fakta bahwa Januari adalah bulan terpanjang dalam setahun, dan juga dimulai pada hari senin. Tidak adanya hari libur yang ditunggu-tunggu di bulan Januari membuat waktu terasa lebih panjang.
“Memulai kembali pekerjaan setelah liburan Natal menyebabkan banyak kebosanan ketimbang dengan kesenangan saat selama liburan, yang pada gilirannya menyebabkan kita bosan dan waktu terasa melambat di bulan Januari,” ujar Zhenguang Cai, mahasiswa PhD di University College London yang mempelajari persepsi waktu.
com-Ilustrasi jam weker untuk mengatur waktu kerja. Foto: Shutterstock
Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, di bulan Januari tidak ada hal yang bisa kita nantikan, termasuk hari libur panjang. Kita juga akan lebih sering berada di kantor untuk bekerja sehingga waktu terasa lebih lama.
ADVERTISEMENT
Faktanya, perasaan bahwa Januari terasa lebih panjang ini karena sebenarnya kita lebih sadar akan waktu. Cara kita memandang waktu, setidaknya dalam jangka waktu yang lama, mencerminkan perasaan kita.