Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sekelompok ilmuwan menemukan ratusan virus yang genomnya (keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme) menyerupai bakteri . Uniknya, genomnya memiliki ukuran yang tak biasa dibanding virus pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Ratusan virus ini disebut bakteriofag, sejenis virus yang dapat menginfeksi bakteri. Sebenarnya, beberapa dari virus ini sudah biasa digunakan sebagai pengganti antibiotik, tetapi detail penjelasan mengenai makhluk ini ternyata jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan oleh para peneliti sebelumnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature menyebutkan, bahwa kini telah ditemukan 351 spesies bakteriofag dengan genom yang ukurannya empat kali lebih besar daripada sebagian besar kelompoknya. Virus-virus ini memiliki karakteristik unik terkait dengan organisme hidup, mengaburkan batas antara kehidupan dan nonkehidupan.
Untuk tempat tinggal, bakteriofag dapat hidup di berbagai tempat, seperti perut manusia, mulut, tanah, mata air panas, dan danau air tawar. Terkadang, "jumbofag" (sebutan untuk bakteriofag raksasa) juga ditemukan di lingkungan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Kami sedang mengeksplorasi mikrobioma bumi, dan kadang-kadang hal-hal tak terduga muncul. Virus bakteri ini adalah bagian dari biologi, dari entitas replikasi, yang hanya sedikit kita ketahui. Tampaknya ada strategi matang dan tak terduga yang berhasil terjadi, yang merupakan gabungan antara apa yang kita anggap sebagai virus tradisional dan organisme hidup tradisional," kata Profesor Jill Banfield, seperti dikutip IFL Science.
Satu raksasa genom dalam virus ini memiliki 735.000 pasangan basa, yang berarti 15 kali lebih banyak daripada kebanyakan Fag (istilah yang digunakan untuk menggambarkan virus yang dapat makan atau untuk melahap bakteri).
Bakteriofag bisa dikatakan mampu mencapai rekor dengan menginfeksi 596.000 bakteri atau lebih. Jurnal juga mencatat banyak dari "jumbofag" dan "megafag" ini saling berkaitan, menunjukkan bahwa ukuran genom mereka bersifat stabil evolusioner daripada sesuatu yang terjadi baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana cara bakteriofag menginfeksi bakteri?
Menurut peneliti, biasanya genom besar selalu penuh dengan DNA "sampah", tetapi tidak dengan virus ini. Genom besarnya justru membawa bagian dari sistem CRISPR, sistem CRISPR sekarang terkenal sebagai metode ketika manusia dapat mengedit gen kita sendiri dengan presisi dan kekuatan yang luar biasa.
CRISPR adalah sistem yang biasanya digunakan bakteri untuk melawan serangan virus, semacam sistem imun bagi tubuh mereka. Bakteriofag tampaknya memperoleh CRISPR dan mengubahnya sesuai dengan keinginan mereka.
"Bakteriofag menyebarkan CRISPR untuk mengalahkan virus lain yang mereka perjuangkan untuk mengendalikan bakteri inang," ungkap Basem Al-Shayeb, seorang penulis pendamping pertama mahasiswa pascasarjana di UC Berkeley.
Tim peneliti menduga, memahami adaptasi CRISPR dalam Bakteriofag dapat memberikan petunjuk bagaimana kita dapat menirunya. Apalagi virus ini mengandung sebagian besar gen yang belum pernah diteliti, sehingga ilmuwan dapat belajar lagi tentang genetika virus yang sebenarnya tidak menginfeksi manusia ini.
ADVERTISEMENT
Walaupun tidak punya efek secara langsung kepada manusia, para peneliti yakin kehadirannya dapat mempengaruhi kesehatan kita karena mempercepat transfer gen antarbakteri, termasuk menyebarkan resistensi antibiotik .
"Genom yang lebih besar lebih mampu memfasilitasi transfer gen semacam itu, jadi penemuannya mungkin sangat berbahaya, sehingga penting bagi kita belajar untuk memahaminya dengan lebih baik," tambah Banfield.