Ribuan Ikan Sapu-sapu Mati Massal di Sungai Jakarta Timur, Ini Penyebabnya

1 Agustus 2022 17:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah ikan sapu-sapu mati akibat sungai tercemar. Foto: Dok. koalisi persampahan nasional (KPNAS)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah ikan sapu-sapu mati akibat sungai tercemar. Foto: Dok. koalisi persampahan nasional (KPNAS)
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, ribuan ikan sapu-sapu ditemukan mati secara misterius di aliran Sungai Kali Baru, Kramat Jati, Jakarta Timur. Ribuan ikan itu terlihat mengambang di sepanjang aliran sungai ke arah utara, pada pukul 07.00 WIB, Senin 11 Juli 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Temuan terbaru Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa kematian ikan sapu-sapu secara massal itu dipastikan bukan karena limbah kurban sebagaimana yang diduga sebelumnya.
“Apabila penyebab kematian diduga akibat pembuangan limbah kurban, maka hal ini bisa saja terjadi pada banyak aliran sungai yang ada di DKI Jakarta,” kata Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sebagaimana dikutip Antara.
Asep mengatakan, berdasarkan kajian yang dilakukan oleh DLH dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor (PPLH IPB), ada kemungkinan mati massal ikan sapu-sapu diakibatkan adanya pembuangan limbah dengan debit sangat besar atau konsentrasi limbah sangat tinggi.
Limbah ini kemudian tersebar langsung ke dalam ruas Sungai Kali Baru sehingga menyebabkan adanya perubahan drastis kualitas air dan menjadi penyebab kematian massal ikan sapu-sapu yang hidup di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Ini juga diperkuat dengan analisis sampel air sungai di lokasi kejadian yang dilakukan DLH dan PPLH IPB di Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) Provinsi DKI Jakarta. Penelitian sampel dilakukan pada hari yang sama ketika ikan sapu-sapu mati massal.
Dari hasil analisis didapat, memang terjadi peningkatan nilai yang cukup tajam untuk beberapa parameter kualitas air jika dibandingkan dengan data kisaran hasil pemantauan rutin serta baku mutu.
Beberapa parameter kualitas air yang ditemukan mengalami peningkatan cukup tajam di antaranya BOD yang pada saat kejadian bernilai 68 mg/L (baku mutu 3 mg/L), COD 309 mg/L (baku mutu 25 mg/L), dan Coliform 1.400.000 MPN/100ml (baku mutu 1.000 MPN/100ml).
Atas temuan ini, DLH akan melakukan inventarisasi sumber pencemaran domestik, baik yang berasal dari pemukiman, perkantoran, industri skala kecil-menengah, industri skala besar maupun aktivitas lainnya di ruas Sungai Kali Baru, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
“Apabila teridentifikasi penyebab lebih dominan dari aktivitas rumah tangga, maka lokasi tersebut dapat menjadi prioritas pembuatan IPAL Komunal atau ekoriparian berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya (SDA) serta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (DPHK). Kami juga mengimbau masyarakat sekitar bantaran agar bijak dalam pengelolaan limbah domestik,” papar Asep.