news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Riset: Air yang Kita Minum Tiap Hari, Usianya Lebih Tua dari Matahari

10 Maret 2023 13:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sumber mata air. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sumber mata air. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum Matahari terbentuk 4,6 miliar tahun yang lalu, air sudah ada di Bumi yang kita huni saat ini. Air di Bumi diyakini dibawa oleh komet dari tempat yang sangat jauh dari tata surya.
ADVERTISEMENT
Komet ini bertabrakan dengan planet kita yang saat itu usianya masih muda miliaran tahun yang lalu. Bumi saat itu belum mengorbit Matahari yang sekarang kita kenal. Bahkan di masa itu, Matahari dan tata surya belum terbentuk.
Itu artinya, air yang setiap hari kita minum dan gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, usianya jauh lebih tua dari Matahari.
Untuk menentukan usia air di planet ini, para peneliti mempelajari komposisi air di Bumi, komet di tata surya kita dan di V883 Orionis. V883 Orionis adalah protostar (bentuk paling awal sebelum terbentuknya bintang) di konstelasi Orion yang jaraknya sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi.
John J. Tobin, sang penulis utama penelitian dan timnya menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili dan bermitra dengan European Southern Observatory (ESO), untuk mengukur tanda kimiawi air dan jalurnya, dari awan pembentuk bintang ke planet.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini ditulis di jurnal Nature dengan judul 'Deuterium-enriched water ties planet-forming disks to comets and protostars'
Ilustrasi perkembangan dari awan gas ke piringan menjadi sistem planet. Foto: ESO/L. Calcada
Air terdiri dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen. Tobin mempelajari versi air yang sedikit lebih berat, di mana salah satu atom hidrogen diganti dengan deuterium. Deuterium merupakan isotop hidrogen yang berat.
Air reguler yang biasa kita pakai sehari-hari dan air berat (heavy water), terbentuk dalam kondisi yang berbeda. Nah, rasio atau perbandingannya ini digunakan untuk melacak kapan dan di mana air itu terbentuk.
Rasio air di beberapa komet Tata Surya ini telah terbukti serupa dengan rasio air di Bumi. Ini memperkuat argumen peneliti, bahwa air di Bumi dibawa oleh sejumlah komet yang lewat atau menghantam Bumi miliaran tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Komposisi unsur air di komet tersebut juga sangat mirip dengan V883 Orionis. Perjalanan air dari awan ke bintang muda, dan kemudian dari komet ke planet sebenarnya sudah pernah diamati. Namun hingga kini hubungan antara bintang muda dan komet ditemukan.
“V883 Orionis adalah mata rantai yang hilang dalam kasus ini ,” kata Tobin yang juga seorang astronom di National Radio Astronomy Observatory, dalam sebuah pernyataan dilansir Live Science.
Komet C/2020 F3 Neowise. Foto: Miloslav Druckmuller/Brno University of Technology
Peneliti lalu mengamati komet. Mereka menemukan kesamaan, komet memiliki rasio air yang sangat mirip dengan yang dimiliki Bumi. Mereka menemukan hubungan antara air dan pembentukan sistem bintang dalam sistem V883 Orionis.
Pengamatan ini ditulis berdasarkan observasi Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) terhadap V883 Orionis.
ADVERTISEMENT
ALMA mempelajari komposisi air dalam bentuk gas di V883 Orionis. Mereka menemukan hubungan antara air kosmik dan Bumi. Komposisi air di V883 Orionis begitu besar. Piringan ini mengandung sedikitnya 1.200 kali jumlah air di semua samudra di Bumi.
“Komposisi air di piringan itu sangat mirip dengan komposisi komet di Tata Surya kita. Ini adalah konfirmasi dari gagasan bahwa air dalam sistem planet terbentuk miliaran tahun yang lalu, sebelum terbentuknya Matahari, di ruang antarbintang dan telah diwarisi oleh komet dan Bumi. Kondisi ini relatif tidak berubah,” kata Tobin.
Sungguh luar biasa bahwa peneliti telah menemukan air di sistem bintang yang jauh seperti yang ada di Bumi. Hal ini sekaligus memberi tahu kita, bahwa air yang kita minum dan gunakan jauh lebih tua dari planet kita sendiri.
ADVERTISEMENT
“Kita sekarang dapat melacak asal usul air di Tata Surya kita hingga sebelum pembentukan Matahari,” jelas Tobin.