Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Riset: Anjing Peliharaan Bisa 'Cium' Stres Majikannya
30 September 2022 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun siapa sangka, hidung hewan yang biasa dipelihara manusia ini ternyata dapat mengetahui apakah majikannya sedang stres atau tidak. Fakta ini berdasarkan hasil penelitian terbaru yang terbit di jurnal PLOS ONE per 28 September 2022.
Ketika manusia stres atau sedih, ada hormon yang dikeluarkan memengaruhi metabolisme tubuh. Ini menghasilkan senyawa keringat dan bau napas yang berbeda, yang kemudian perbedaannya —dibandingkan ketika tidak stres— dapat dideteksi oleh anjing.
Ilmuwan dari Queen’s University Belfast di Irlandia Utara menguji empat ekor anjing peliharaan dalam penelitiannya. Mereka adalah Treo (anjing ras cocker spaniel), Fingal (ras cockapoo), Soot (ras campuran lurcher), dan Winni (ras campuran terrier).
Peneliti mengumpulkan sampel keringat dan napas dari 36 partisipan manusia, sebelum dan sesudah menyelesaikan pertanyaan matematika. Cepat detak jantung dan tekanan darah mengkonfirmasi bahwa partisipan mengalami stres ketika menghadapi soal angka tersebut.
ADVERTISEMENT
Anjing-anjing tersebut berhasil membedakan ‘bau’ stres manusia di 675 percobaan dari 720 percobaan, dengan akurasi masing-masing anjing berkisar dari 90 hingga 96,88 persen.
Menurut periset, anjing-anjing itu mungkin bisa mendeteksi bau hormon stres seperti kortisol. Mereka juga menjelaskan bahwa stres mengarah pada stimulasi glukoneogenesis, glikogenolisis, dan lipolisis, dan peningkatan kadar enzim renin dan angiotensin II, yang semuanya mungkin juga terlihat pada anjing.
ADVERTISEMENT
“Penelitian ini menyoroti bahwa anjing tidak membutuhkan isyarat visual atau audio untuk menangkap stres manusia. Ini adalah studi pertama dari jenisnya dan memberikan bukti bahwa anjing dapat mencium bau stres dari napas dan keringat saja, yang dapat berguna saat melatih anjing penolong dan anjing terapi," kata Wilson, seperti dikutip EurekAlert.
“Ini juga membantu untuk menjelaskan lebih banyak tentang hubungan manusia-anjing dan menambah pemahaman kita tentang bagaimana anjing dapat menafsirkan dan berinteraksi dengan keadaan psikologis manusia.”