Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Riset: Banyak Remaja Kehilangan Keperawanan dan Keperjakaan Sebelum Mereka Siap
21 Oktober 2020 13:04 WIB

ADVERTISEMENT
Sebuah riset di Inggris menunjukkan bahwa satu dari dua perempuan kehilangan keperawanannya sebelum mereka siap. Di sisi lain, dua dari lima pria mengaku tidak lagi perjaka meski dirinya belum siap.
ADVERTISEMENT
Menurut ilmuwan, hal ini dapat berbahaya bagi kesehatan dan masa depan anak-anak muda di Inggris. Kebanyakan anak muda yang berpartisipasi pada riset ini mengaku pengalaman seks pertamanya dipengaruhi oleh paksaan.
Padahal, pengalaman seks pertama kali merupakan suatu hal yang sangat spesial. Hanya satu dari tiga orang di seluruh dunia yang tidak mengingat waktu pertama mereka berhubungan seksual.
Maka, ketika pengalaman seks pertama seseorang merupakan suatu hal yang dianggap buruk, dampaknya akan dirasakan sepanjang hidupnya.
Menurut salah satu peneliti, Kaye Wellings, hubungan seksual tidak cukup hanya diatur oleh umur. Di Inggris, seseorang dianggap sudah dapat memberikan persetujuan untuk berhubungan seks pada umur 16 tahun. Namun menurut Wellings, hal ini menyimpan sebuah masalah.
ADVERTISEMENT
Meski batas umur diperlukan, angka tersebut justru dapat mendorong pikiran bahwa setiap orang yang telah berumur 16 tahun harus sudah pernah berhubungan seksual. Jika tidak, remaja akan merasakan tekanan dan perasaan bersalah karena belum pernah melakukannya.
“Pesan dari riset ini bukan untuk menghilangkan aturan legal usia itu. Ini lebih mengenai pada variabilitas, bahwa Anda telah berusia 17, 18, 19, dan masih merasa belum siap (untuk seks),” ujar Wellings seperti dikutip dari The Guardian.
Pendidikan seks menjadi hal yang perlu dikedepankan. Penting bagi para remaja memahami ihwal kesehatan reproduksinya serta segala aspek yang perlu diperhatikan terkait hubungan seksual. Membuat pendidikan formal seksual menjadi tabu hanya akan membuat seorang remaja semakin kebingungan dan penasaran sehingga harus menjalankan pengalaman pertamanya secara salah.
Dalam riset ini, Wellings dan rekan-rekannya melakukan survei kepada 2.800 orang Inggris berusia antara 17 hingga 24 tahun yang aktif secara seksual. Mereka ditanya mengenai pengalaman pertama kali melakukan hubungan seks.
ADVERTISEMENT
Antara seperempat dan sepertiga peserta mengaku mereka pertama kali melakukan hubungan seks pada usia 16 tahun.
Tim peneliti kemudian melihat pada empat faktor untuk menentukan apakah para peserta merasa 'siap' ketika pertama kali melakukan hubungan seks.
Label siap diberikan jika mereka melaporkan menggunakan alat kontrasepsi, merasa sukarela melakukan hubungan seks dengan pasangannya, tidak merasa didorong oleh teman-temannya, dan merasa itu adalah waktu yang tepat.
Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 52 persen perempuan dan 44 persen pria tidak siap ketika mereka kehilangan keperawanan dan keperjakaannya.
Tetapi, meski proporsi peserta yang merasa siap meningkat seiring dengan usia, masih ada 36 persen perempuan dan 40 persen pria yang pertama kali melakukan hubungan seks di atas 18 tahun yang menunjukkan tanda-tanda belum siap.
ADVERTISEMENT
Salah satu temuan yang mengejutkan para ahli adalah, lebih dari satu di antara enam peserta perempuan menyatakan tidak ingin untuk berhubungan seks. Pada pria, nyaris dua kali lipat dari jumlah tersebut menyatakan hal serupa, tak mau berhubungan seks.
“Tapi apakah pasangan mereka setuju dengan apa yang mereka katakan adalah sesuatu yang tidak bisa kita tunjukkan,” kata Melissa Palmer, pemimpin riset ini.
“Tapi temuan ini menunjukkan bahwa pengalaman pertama bagi pria dan perempuan mungkin tidak benar-benar sama,” tambah dia.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Negara kita hingga saat ini memang belum memiliki usia batas minimal untuk melakukan seks. Indonesia justru memiliki batas usia minimal untuk melangsungkan pernikahan.
Namun, meski payung hukumnya ada, masih banyak perkawinan anak terjadi di Indonesia. Berbagai alasan dan latar belakang menjadi penyebabnya. Menurut Laporan Survei Sosial dan Ekonomi Nasional 2008 – 2012, sekitar 6 persen wanita Indonesia menikah sebelum berusia 16 tahun.
ADVERTISEMENT
Artinya, Indonesia masih memerlukan pemahaman yang lebih baik lagi ihwal hubungan seks pada remaja. Para ahli telah memastikan bahwa nafsu seksual memang mulai muncul sejak seseorang menginjak umur belasan tahun.
Namun, setiap individu memiliki kondisi seksualnya masing-masing. Setiap remaja perlu memahami kondisinya agar dapat mengontrol nafsu seksualnya secara tepat. Pendidikan mengenai hal tersebut menjadi penting untuk diberikan.
(EDR)
***