Riset: Bersyukur Bisa Bantu Kamu Panjang Umur

19 Juli 2024 14:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Dengan adanya ibadah kurban, kita diajak untuk meresapi lebih dalam tentang makna mensyukuri nikmat Allah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Dengan adanya ibadah kurban, kita diajak untuk meresapi lebih dalam tentang makna mensyukuri nikmat Allah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki saat ini dan seterusnya, niscaya kamu bakal panjang umur. Kalimat tersebut bukan isapan jempol belaka, karena studi baru menunjukkan orang yang selalu bersyukur memiliki umur lebih panjang dari pada yang tiap hari kerjaannya menggerutu dan menyesali hidup.
ADVERTISEMENT
Studi tersebut meneliti sekitar 50.000 lansia di AS. Hasilnya, bersyukur dikaitkan dengan umur yang lebih panjang di akhir kehidupan.
Riset dilakukan oleh tim yang dipimpin ilmuwan dari Harvard TH Chan School of Public Health. Meski studi tidak mengaitkan hubungan sebab akibat secara langsung, penelitian menunjukkan bahwa berpikir positif dapat memengaruhi kesehatan fisik.
“Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara rasa syukur dan risiko tekanan mental yang lebih rendah serta kesejahteraan emosional dan sosial yang lebih besar,” ujar Ying Chen, ahli epidemiologi dari Harvard TH Chan School of Public Health.
“Namun, hubungannya dengan kesehatan fisik masih kurang dipahami. Studi kami memberikan bukti empiris pertama tentang topik ini.”
Ilustasi Bersyukur. Foto: Thinkstock
Diterbitkan di jurnal JAMA Psychiatry, peserta yang dilibatkan dalam studi ini berusia rata-rata 79 tahun. Penelitian dilakukan pada 2016 dengan peserta diminta mengisi kuesioner untuk menilai seberapa besar rasa syukur mereka atas apa yang mereka miliki selama hidup.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun kemudian, tepatnya 2019, peneliti akhirnya membuka catatan para peserta sebagai bagian dari proyek yang lebih besar, untuk melihat berapa banyak peserta yang meninggal.
Sebanyak 4.608 peserta meninggal tiga tahun sejak survei dilakukan. Mereka yang selalu bersyukur, 9 persen lebih kecil meninggal dunia. Mereka juga berisiko lebih rendah mengidap penyakit penyebab kematian, terutama penyakit kardiovaskular.
Kendati data tersebut dikontrol berdasarkan faktor seperti data sosiodemografi, riwayat kesehatan, dan gaya hidup, hal ini belum cukup untuk menarik kesimpulan bahwa rasa syukur bikin usia lebih panjang. Ada banyak variabel yang terlibat di sini, termasuk sikap selalu optimis dan berpikir positif di mana sebelumnya dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik.
Rasa syukur Messi usai cetak gol. Foto: REUTERS/Albert Gea
Ada kemungkinan juga orang-orang yang sehat cenderung lebih suka bersyukur ketimbang mereka yang sakit-sakitan.
ADVERTISEMENT
Peneliti lain juga percaya ada bukti rasa syukur dapat membantu meningkatkan kebahagiaan, dan analisis meta tahun 2020 menemukan selalu bersyukur punya manfaat terbatas bagi orang yang menderita kecemasan dan depresi.
Dalam penelitian selanjutnya, peneliti akan menyelidiki hubungan antara rasa syukur dan kematian pada kelompok orang yang lebih besar dan lebih beragam. Faktanya, bersyukur tidak sekadar biar umur kita panjang, tapi bisa menenangkan hati dan pikiran.
Studi sebelumnya menunjukkan orang yang bersyukur cenderung lebih menjaga pola hidup sehat. Ini pula yang mungkin menyebabkan orang bersyukur punya umur panjang. Rasa syukur juga bisa membantu kita menjalin hubungan sosial, yang juga ada hubungannya dengan umur panjang.
“Menggalakan hidup sehat di masa tua merupakan prioritas kesehatan masyarakat, dan kami berharap penelitian lebih lanjut akan meningkatkan pemahaman kita tentang rasa syukur sebagai sumber daya psikologis untuk meningkatkan umur panjang,” kata Chen.
ADVERTISEMENT