Riset: Lumba-lumba Cicipi Urine Temannya untuk Bisa Saling Kenal

23 Mei 2022 12:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lumba-lumba berenang di selat Bosphorus, Istanbul, Turki. Foto: AFP/Yasin AKGUL
zoom-in-whitePerbesar
Lumba-lumba berenang di selat Bosphorus, Istanbul, Turki. Foto: AFP/Yasin AKGUL
ADVERTISEMENT
Banyak hewan memiliki keunikan untuk bisa saling mengenal kawanannya, salah satunya lumba-lumba hidung botol. Mamalia laut itu harus cicipi rasa urine lumba-lumba lain untuk bisa bedakan teman dari satu kawanan atau bukan.
ADVERTISEMENT
Penjelasan itu terungkap dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan beberapa ilmuwan dari Stephen F. Austin State University di Texas, AS.
Sebelumnya, para ilmuwan yakin cara komunikasi lumba-lumba hanya lewat vokal. Hewan itu akan mengeluarkan suara khas untuk berkomunikasi, termasuk memberi sinyal waspada kepada kawanannya.
Namun, penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advances mengungkap mamalia air itu juga merasakan urine lumba-lumba lain untuk dapat membedakan apakah lumba-lumba itu berasal dari kawananannya atau bukan.
Dalam penelitian itu, para ilmuwan melihat adanya interaksi antara individu lumba-lumba tanpa memberikan sinyal vokal. Padahal cara itu sebelumnya menjadi ‘penanda’ untuk bisa berkomunikasi dengan teman kawanannya.
Lumba-lumba Ancol. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Buka mulut hingga sentuh alat kelamin

Untuk membuktikan dugaan itu, para ilmuwan memberikan sampel urine kepada delapan ekor lumba-lumba di sebuah kolam, dari beberapa lumba-lumba yang berasal dari kawanannya dan bukan.
ADVERTISEMENT
Hasil yang didapat sungguh mengejutkan. Kedelapan lumba-lumba itu mengenali dan tertarik dengan urine yang memang berasal dari kelompoknya. Sedangkan saat diberi urine dari kawanan lumba-lumba lain, mereka tidak dapat mengenali dan tak merespons dengan baik.
Bruck menjelaskan lumba-lumba menggunakan mekanisme untuk selalu membuka mulutnya agar bisa mengenali kawanannya. Bahkan tanpa ada penanda suara yang diberikan lumba-lumba lain, mereka tetap bisa mengenali satu dan lainnya di sebuah kelompok dan mengingatnya hingga lebih dari 20 tahun.
“Lumba-lumba menjaga mulutnya untuk tetap terbuka dan mengambil urine lebih lama dari lumba-lumba lain yang dikenalnya,” ungkap Bruck, seperti dikutip AFP.
Bahkan, penelitian itu pun mengungkap lumba-lumba menggunakan rahangnya untuk bisa menyentuh alat kelamin lumba-lumba lain. Menurut Bruck, hal itu menjadi cara mereka berinteraksi sekaligus untuk bisa mencicipi rasa urine lumba-lumba lain.
ADVERTISEMENT

Kandungan lemak dalam urine sebagai penanda

Bruck dan temannya menjelaskan kemungkinan adanya senyawa lipid atau lemak dalam urine lumba-lumba digunakan sebagai penanda. Senyawa itu memberikan informasi seperti layaknya feromon pada hewan jenis lainnya.
“Kami berpikir bahwa kemungkinan lumba-lumba juga dapat mengekstrak informasi lain dari urine, seperti keadaan reproduksi atau menggunakan feromon untuk mempengaruhi perilaku satu sama lain,” sebut Bruck.
Petugas dan pejabat pemerintah mengecek tiga lumba-lumba yang mati terdampar di pantai Boca del Rio, Veracruz, Meksiko, Senin (20/12). Foto: Yahir Ceballos/Reuters
Penelitian itu tentu memberi informasi tentang cara komunikasi antar lumba-lumba. Para ilmuwan yakin, adanya polusi bahan kimia di laut, seperti tumpahan minyak, dapat menghambat komunikasi lumba-lumba dengan kawanannya.
Tak heran jika banyak lumba-lumba yang terdampar di pesisir pantai akibat komunikasi yang kurang baik mereka di kelompoknya.