news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Riset: Makan 1,5 Butir Telur Tiap Hari Tingkatkan Risiko Sakit Jantung

18 Maret 2019 19:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Telur mata sapi yang jadi favorit banyak orang.  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Telur mata sapi yang jadi favorit banyak orang. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebuah riset baru yang dirilis di Journal of the American Medical Association membawa kabar buruk bagi pencinta telur ayam. Studi itu menyebutkan bahwa orang yang makan satu setengah butir telur setiap hari punya risiko lebih tinggi mengalami sakit jantung dibanding mereka yang tidak konsumsi telur.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian menemukan bahwa semakin banyak telur yang dimakan orang, maka semakin besar risiko terserang penyakit jantung. Selain itu, kemungkinan mengalami kematian dini juga meningkat bagi mereka yang doyan makan telur.
Periset mengatakan penyebabnya adalah kolesterol. Kolesterol banyak terdapat di makanan lain, seperti daging merah atau kerang, tapi riset ini memilih fokus pada telur karena ia adalah makanan kaya kolesterol yang banyak dikonsumsi orang.
Penemuan ini bukan berarti kita harus meninggalkan telur. Kita boleh menyantapnya asal dalam jumlah yang lebih rendah.
telur orak arik Foto: dok.pixabay.com
Untuk melakukan penelitian ini, tim ilmuwan dari Northwestern University Feinberg School of Medicine mempelajari jumlah makanan harian 30 ribu orang dewasa di AS. Mereka mendapatkan data itu dari enam studi terdahulu.
ADVERTISEMENT
Penelitian mereka menemukan bahwa orang yang makan 300 miligram kolesterol, sekitar satu setengah telur, setiap hari memiliki kemungkinan mengalami sakit jantung 17 persen lebih tinggi.
Kesimpulan ini didapat dari pengakuan para responden dalam enam studi terpisah. Selain itu, para peneliti juga telah memperhitungkan tekanan darah tinggi, rokok, obesitas, dan faktor lain yang bisa berkontribusi pada sakit jantung.
Ilustrasi sakit jantung. Foto: Thinkstock.
Pemimpin riset Victor Wenze Zhong berkata bahwa setiap konsumsi kolesterol berlebih berisiko meningkatkan sakit jantung dan kematian.
"Temuan kami memberi dugaan bahwa membatasi makanan kaya kolesterol, seperti telur, mungkin patut diperhatikan ketika memilih pola makan sehat," ujar Zhong kepada Newsweek.
"Rekomendasi yang lebih tepat adalah untuk memakan putih telur atau memakan telur dalam jumlah sedikit untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Ahli kesehatan meragukan hasil riset
Penelitian yang dipimpin Zhong ini mendapat tanggapan dari para ahli kesehatan. Dr. Bruce Lee, misalnya, yang berkata studi mengenai nutrisi itu lemah. Soalnya, riset ini bergantung pada ingatan seseorang atas apa yang mereka makan, seperti dilansir The Associated Press (AP).
Lee menjelaskan, riset terbaru ini hanya mempelajari data pengamatan. Riset tidak menunjukkan bahwa telur dan kolesterol menyebabkan sakit jantung dan kematian.
Sementara Dr. Frank Hu dari Harvard University mengatakan riset ini bertentangan dengan studi sebelumnya. Menurut Hu, penelitian terdahulu justru banyak membuktikan makan telur dalam jumlah tertentu setiap minggunya tidak meningkatkan risiko sakit jantung pada orang sehat.
Ilustrasi Telur Dadar Khas Padang Foto: Shutterstock/Willy Lesmana
Ada juga Dr. Rosalind Coleman, profesor nutrisi dan pediatrik dari University of North Carolina, yang punya pesan lain soal riset tentang telur ini.
ADVERTISEMENT
"Pesan utama bagi masyarakat luas adalah untuk tidak memilih satu jenis makanan sebagai hal yang 'baik' atau 'buruk', tapi untuk mengevaluasi total makanan baik dari segi variasi dan jumlah," katanya.
"Orang-orang seharusnya menjaga berat badan yang sehat, berolahraga, dan mendapat tidur yang cukup," saran Coleman.