Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Riset: Media Sosial Bikin Remaja Insecure dengan Penampilannya
3 Januari 2023 10:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sebuah riset baru menunjukkan media sosial memberikan pengaruh kepada kesehatan mental remaja. Media sosial disebut memicu remaja untuk tidak percaya diri atau insecure terhadap penampilannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Penelitian tersebut dilakukan oleh lembaga nirlaba kesehatan mental Stem4. Mereka menyurvei 1.024 remaja dari usia 12 hingga 21 tahun.
Hasil studi menyebutkan tiga dari empat remaja tidak menyukai penampilan mereka. Jika dikerucut menjadi 18 hingga 21 tahun, angkanya meningkat menjadi delapan per 10.
Penemuan ini menambah sorotan dampak kesehatan media sosial terhadap anak muda dan remaja.
“Di situs seperti TikTok, satu-satunya orang yang Anda lihat cantik karena algoritme dan itu membuat kami merasa sangat buruk tentang diri kami sendiri,” ungkap salah seorang remaja yang menjadi responden survei, seperti dikutip The Guardian.
Setengah dari remaja dan anak muda responden mengatakan mereka menjadi pendiam, mulai berolahraga secara berlebihan, berhenti bersosialisasi sama sekali atau bahkan menyakiti diri sendiri, karena sering diintimidasi atau diejek secara online tentang penampilan fisiknya.
Empat dari 10 mengatakan mereka mengalami tekanan kesehatan mental , dengan hampir satu dari lima mengalami masalah penampilan tubuh dan 14 persen mengalami kesulitan makan, seperti pembatasan makan yang ekstrem, makan kebanyakan dan muntah. Dari mereka yang membutuhkan pertolongan, hanya satu dari 10 anak muda yang menerima penanganan.
ADVERTISEMENT
“Ketika kaum muda menggunakan aplikasi media sosial untuk mencari informasi dan saran yang sangat dibutuhkan, mereka menemukan diri mereka disajikan dengan realitas yang seharusnya terdistorsi dan berbahaya,” kata Krause, perancang aplikasi kesehatan mental Worth Warrior, yang telah disetujui NHS untuk membantu kaum muda dengan citra tubuh dan kesulitan makan.
“Pencarian online mereka membuat konten triggering terus muncul, yang memupuk masalah.”
Remaja tetap menggunakan media sosial meski sadar itu merusak
Survei menemukan 97 persen anak-anak mulai dari usia 12 tahun sekarang menggunakan media sosial, meski hampir 70 persen mengatakan media sosial membuatnya merasa stres, cemas, dan tertekan.
ADVERTISEMENT
Dua pertiga mengatakan khawatir dengan jumlah waktu yang mereka habiskan di media sosial. Rata-rata waktu harian yang dihabiskan untuk aplikasi adalah 3,65 jam.
Responden mengakui terus mengakses aplikasi, walau khawatir kesehatan mentalnya dirusak oleh konten online yang didorong oleh algoritma media sosial.
Sebanyak 95 persen dari mereka merasa tidak berdaya ketika harus berhenti dari kebiasaan online. Mereka juga mengakui empat kali lebih mungkin memilih lanjut membuka aplikasi media sosial, daripada berbicara dengan teman dan keluarga ketika berusaha mengatasi insecure , perasaan negatif, atau harga diri rendah tentang tubuh mereka.
“Media sosial memiliki dampak besar pada bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Saya merasa tertekan untuk terlihat seperti sesuatu yang telah diedit dan diubah,” ungkap responden yang lain.
ADVERTISEMENT
“Jika media sosial tidak ada, saya tidak akan membandingkan diri saya atau dibandingkan: Saya akan melanjutkan hidup.”