Riset: Orang Indonesia Hidup Lebih Pendek 2,5 Tahun Akibat Polusi Udara

16 September 2021 7:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang indonesia akan hidup lebih pendek 2,5 tahun akibat polusi udara. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Orang indonesia akan hidup lebih pendek 2,5 tahun akibat polusi udara. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Polusi udara menjadi ancaman hidup orang Indonesia. Baru-baru ini riset menyebutkan rata-rata orang Indonesia diperkirakan dapat kehilangan 2,5 tahun dari usia harapan hidupnya akibat polusi udara.
ADVERTISEMENT
Riset yang dilakukan oleh Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC) ini menggunakan Air Quality Life Index (AQLI) untuk melihat kualitas udara di 50 kota dan kabupaten terpadat di Indonesia. Rata-rata di daerah tersebut tidak memenuhi ambang aman sesuai pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk konsentrasi partikel halus (PM 2.5).
Indeks polusi tersebut menunjukkan empat dari lima orang Indonesia terpapar konsentrasi polusi rata-rata tahunan yang melebihi ambang pedoman WHO. Akibatnya, Indonesia menempati urutan 13 dunia, hanya di belakang India, Tiongkok, Bangladesh dan Pakistan.
Index kualitas polusi udara di Indonesia. Foto: Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC)
Rata-rata orang Indonesia akan kehilangan usia harapan hidup 2,5 tahun, jika polusi partikulat secara permanen tak dikurangi hingga ambang pedoman WHO.
Sementara, dampak kesehatan dari polusi partikulat paling besar di Indonesia, terjadi di Depok, Bandung, dan Jakarta. Data satelit menunjukkan polusi udara tertinggi terkonsentrasi terutama di Jawa, khususnya di wilayah metropolitan Jakarta, dan beberapa bagian Sumatera. Kemudian, penduduk Kalimantan dan Sulawesi juga semakin menanggung beban polusi udara dalam tahun-tahun belakangan ini.
ADVERTISEMENT

Jawa Barat jadi provinsi yang punya kualitas udara terburuk

Selama dekade terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan polusi partikulat. Saat ini, lebih dari 93 persen dari 262 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah di mana tingkat PM 2.5 rata-rata tahunan melebihi ambang pedoman WHO sebesar 10 g/m3.
Beberapa daerah di Indonesia polusi udaranya jauh lebih buruk daripada rata-rata nasional. Di Jakarta, yang berpenduduk lebih dari 11 juta orang, rata-rata penduduk akan hidup 5,5 tahun lebih pendek. Di Sumatera dan Kalimantan, rata-rata penurunan harapan hidup adalah sekitar empat tahun.
Index kualitas polusi udara di Indonesia. Foto: Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC)
Kualitas udara di Bandung, ibu kota Jawa Barat, bahkan lebih buruk daripada di Jakarta. Jika tingkat polusi Bandung tahun 2019 bertahan sepanjang hidup seseorang, rata-rata usia harapan hidup orang tersebut akan berkurang 6,5 tahun. Di Bogor, kota paling tercemar di Indonesia, rata-rata orang diperkirakan akan kehilangan harapan hidup sekitar 7 tahun.
ADVERTISEMENT
Jika diukur dari segi harapan hidup, polusi partikulat ambien adalah risiko terbesar bagi kesehatan manusia di Indonesia. Asap rokok, misalnya, mengurangi rata-rata harapan hidup orang Indonesia hingga sekitar 1,9 tahun, sementara malnutrisi anak dan ibu mengurangi harapan hidup hingga 1 tahun.
Perubahan iklim memperparah polusi udara. Pembakaran bahan bakar fosil menjadi penyebab utama polusi partikulat. Tidak hanya secara langsung berkontribusi terhadap PM 2.5, pembakaran bahan bakar fosil juga secara tidak langsung menyebabkan polusi udara melalui pengaruhnya terhadap perubahan iklim.
Ilustrasi polusi Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ketergantungan Indonesia yang besar pada batu bara, meskipun potensi energi bersihnya melimpah juga memperparah polusi udara. bahan bakar yang mencemari tetap menjadi sumber energi yang dominan di Indonesia.
Konsentrasi PM 2,5 yang tinggi dalam waktu sebentar saja sudah cukup untuk menyebabkan masalah pada mata, hidung, tenggorokan, iritasi paru, batuk, bersin, pilek, dan napas pendek. PM 2,5 juga dapat mengganggu fungsi paru dan memperburuk penyakit asma dan jantung. Sebuah riset yang dipublikasikan di The Journal of Investigative Medicine mengungkap, PM 2,5 meningkatkan risiko kanker mulut.
ADVERTISEMENT