Riset Pentagon soal Penampakan UFO: Benarkah Alien Ada?

27 Juni 2021 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UFO bola hitam terekam kamera terbang dan jatuh ke laut. Foto: Jeremy Corbell/YouTube
zoom-in-whitePerbesar
UFO bola hitam terekam kamera terbang dan jatuh ke laut. Foto: Jeremy Corbell/YouTube
ADVERTISEMENT
Departemen Pertahanan AS, atau yang biasa dikenal sebagai Pentagon, akhirnya merilis riset mereka terkait objek terbang yang tak dikenal (unidentified flying object/UFO) pada Jumat (25/6). Studi tersebut menguji 144 laporan penampakan UFO sejak 2004, namun hampir semuanya tidak dapat dijelaskan.
ADVERTISEMENT
Pentagon mengatakan bahwa 143 laporan penampakan UFO "kekurangan informasi yang cukup" agar dapat disimpulkan pada insiden yang spesifik. Hanya ada satu laporan UFO yang "dengan keyakinan tinggi" diidentifikasi Pentagon sebagai "balon besar yang mengempis."
"Keterbatasan data dan inkonsistensi dalam pelaporan merupakan tantangan utama dalam mengevaluasi UAP," tulis Pentagon dalam laporannya. UAP atau unidentified aerial phenomena adalah istilah yang dipakai Pentagon untuk UFO.
"Dalam hal ini, kami mengidentifikasi objek tersebut sebagai balon besar yang mengempis. Yang lainnya tetap tidak dapat dijelaskan."
Penampakan UFO yang berhasil diabadikan angkatan laut AS. Foto: United States Department of Defense
Pentagon juga mengatakan bahwa tidak ada indikasi yang jelas bahwa ada penjelasan non-terestrial, yang berarti mereka tidak menemukan bukti kuat peran alien dari penampakan UFO yang mereka teliti. Mereka juga tak menemukan bukti bahwa UFO merupakan teknologi canggih dari China atau Rusia. Namun, Pentagon tidak mengesampingkan kemungkinan jawaban-jawaban tersebut.
ADVERTISEMENT
Para peneliti yakin bahwa sebagian besar penampakan UFO adalah "objek fisik," kata seorang pejabat Pentagon kepada wartawan pada Jumat (25/6).
"Kami benar-benar percaya apa yang kami lihat bukan hanya artefak sensor. Ini adalah hal-hal yang secara fisik ada," jelas pejabat itu, mencatat bahwa 80 insiden yang dilaporkan termasuk data dari beberapa sensor. Dalam 11 kasus, pilot melaporkan tabrakan "nyaris" dengan benda-benda terbang yang aneh.
Dalam laporan mereka, para peneliti menyebut bahwa sejumlah insiden penampakan UFO memiliki karakteristik penerbangan yang tidak biasa. Karakteristik tersebut bisa muncul dari kesalahan sensor, spoofing (istilah kiriman sinyal GPS palsu dalam pesawat terbang), atau salah persepsi pengamat, dan memerlukan analisis tambahan yang ketat.
“Beberapa UAP tampaknya tetap diam di atas angin, bergerak melawan angin, bermanuver tiba-tiba, atau bergerak dengan kecepatan tinggi, tanpa alat penggerak yang terlihat. Dalam sejumlah kecil kasus, sistem pesawat militer memproses energi frekuensi radio (RF) yang terkait dengan Penampakan UAP," jelas peneliti.
ADVERTISEMENT
Laporan itu menyimpulkan bahwa UFO jelas menimbulkan masalah keselamatan penerbangan dan dapat menimbulkan tantangan bagi keamanan nasional AS.
“Kekhawatiran keselamatan terutama berpusat pada penerbang yang bersaing dengan domain udara yang semakin berantakan. UAP juga akan mewakili tantangan keamanan nasional jika mereka adalah platform pengumpulan musuh asing atau memberikan bukti bahwa musuh potensial telah mengembangkan terobosan atau teknologi yang mengganggu,” katanya.
Menyusul laporan ini, Pentagon akan mencari cara baru untuk meningkatkan pengumpulan laporan UFO dan mengumpulkan lebih banyak informasi. Mereka juga mengatakan bahwa pendanaan tambahan dapat mempelajari lebih lanjut topik yang diuraikan dalam laporan ini.
Ilustrasi UFO, benda yang terbang di langit. Foto: pixabay.com
Laporan UFO dari Pentagon sendiri hadir setelah Presiden Trump menandatangani anggaran pemerintah AS untuk tahun 2021. Dalam undang-undang anggaran tersebut, Pentagon diamanatkan merilis laporan UFO yang telah mereka jalankan setidaknya sejak 2007.
ADVERTISEMENT
Pada April 2020, Pentagon merilis tiga video UFO yang direkam pada 2004 dan 2015.
Pada bulan lalu, menjelang rilis laporan UFO dari Pentagon, dua mantan pilot Angkatan Laut mengaku pernah melihat sebuah objek di Samudra Pasifik yang tampak mengikuti gerakan mereka.
Seorang pilot menggambarkannya sebagai objek kecil yang tampak seperti Tic-Tac, mengacu pada permen mint dengan bentuk lonjong.
"Dan itulah yang terlihat, kecuali ia melaju sangat cepat dan sangat tidak menentu dan kami tidak dapat mengantisipasi ke arah mana ia akan berbelok atau bagaimana ia bermanuver seperti itu, atau sistem propulsinya," kata saksi dan mantan pilot Angkatan Laut AS, Alex Dietrich, kepada BBC News.
“Itu tidak memiliki jejak asap atau propulsi yang jelas. Itu tidak memiliki permukaan kontrol penerbangan yang jelas untuk bermanuver dalam cara bermanuver.”
ADVERTISEMENT