Riset: Risiko Vape Lebih Rendah dari Rokok yang Banyak Mengandung Toksin

2 Maret 2020 12:08 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi vape dan rokok konvensional. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi vape dan rokok konvensional. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tren e-cigarette (rokok elektronik) atau yang lebih populer dengan vape cukup berkembang beberapa tahun terakhir. Jenis rokok yang menggunakan uap berperisa dan alat bertenaga baterai tersebut diminati karena rasa dan dampak kesehatannya.
ADVERTISEMENT
Ya, banyak yang berpendapat bahwa risiko dari penggunaan vape lebih rendah dari rokok konvensional. Bahkan sebagian orang beralih ke vape untuk menghilangkan kecanduan rokok konvensional. Namun, apakah anggapan tersebut terbukti secara ilmiah?
Menurut sebuah riset yang dipublikasikan di Indian Journal of Clinical Practice (IJCP), e-cigarette (vape) atau Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) memiliki risiko yang lebih rendah untuk kesehatan dibandingkan dengan rokok konvensional yang menggunakan pembakaran asap.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Prof R.N. Sharan bersama tim dari North-Eastern Hill University, Shillong, India. Peneliti membandingkan kandungan toksik nikotin, berbagai zat kimia lainnya, serta ion logam yang diproduksi dari vape dan rokok konvensional.
"Review sistematis dan meta-analisis ini adalah upaya pertama para ahli India untuk mengaudit aspek kesehatan dan keamanan dari merokok konvensional maupun ENDS untuk mengevaluasi secara objektif kesesuaian ENDS sebagai alternatif yang dengan risiko lebih rendah dari rokok konvensional," tutur Sharan, seperti dilansir dari laman The New Indian Express.
ADVERTISEMENT
Dari hasil riset, peneliti menemukan bahwa bahan kimia beracun seperti karsinogen dan zat beracun lainnya dalam rokok konvensional ditemukan secara signifikan lebih banyak dibandingkan dengan vape.
“Contohnya ion logam Kadmium, yang merupakan karsinogen Kelas 1, zat beracun yang akan memengaruhi sistem pernapasan, reproduksi, serta perkembangan, ditemukan 1,369 kali lebih tinggi di asap rokok dibandingkan dengan uap yang dihasilkan ENDS,” jelas Prof. Sharan.
Selain riset tersebut, terdapat pula penelitian lain yang menyatakan bahwa vape memiliki risiko yang lebih rendah dari rokok konvensional. Salah satunya adalah penelitian yang dipublikasikan di laman BBC. Peneliti dalam riset tersebut berpendapat bahwa rokok elektronik mengandung beberapa zat toksin yang terkandung dalam tembakau, namun dalam tingkatan yang jauh lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Senada dengan penelitian tersebut, dilansir dari laman John Hopkins Medicine, vape hampir tidak diragukan lagi mengekspos zat kimia toksin lebih sedikit dibandingkan dengan rokok konvensional.
Dengan adanya riset-riset yang menyatakan vape memiliki risiko yang lebih rendah dari rokok konvensional, vape dapat dijadikan alternatif khususnya bagi para perokok yang sulit berhenti namun ingin mengurangi risiko bagi kesehatan.