Riset Sebut Ada Ribuan DNA Hewan di Secangkir Teh: Laba-laba hingga Kecoak

23 Juni 2022 14:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minum teh. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minum teh. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di antara kita mungkin banyak yang gemar meminum teh di pagi hari. Selain menyegarkan, teh kaya akan manfaat sebagai antioksidan dalam tubuh. Tapi, tahukah kamu bahwa di dalam secangkir teh terdapat banyak ribuan jejak DNA dari berbagai jenis hewan?
ADVERTISEMENT
Sebuah riset yang dilakukan ilmuwan Jerman mengungkap ada 3.264 DNA invertebrata yang ditemukan dalam sampel teh kantung dan herbal di negara itu. Bahkan, dalam satu kantung teh saja ditemukan 400 DNA serangga berbeda.
Riset yang telah dipublikasikan di Biology Letters itu menyebutkan 40 sampel teh yang digunakan ditemukan jejak DNA hewam, mulai dari laba-laba, tungau, lalat, kupu-kupu, mantis, hingga kecoak.
Ilmuwan menyebut banyaknya jejak DNA hewan tersebut kemungkinan berasal saat proses pengolahan daun teh, meliputi pemanenan daun hingga penggilingan. Kemungkinan hewan-hewan itu sempat hinggap di atas daun atau memakannya, atau bahkan meninggalkan telur-telur mereka di tempat itu.
Ilustrasi DNA. Foto: Billion Photos/Shutterstock
Temuan itu didasarkan dari ekstraksi DNA lingkungan (eDNA) pada sampel teh. Di mana menurut para ilmuwan penggunaan eDNA tak memberikan informasi jika ada jejak DNA yang masih tertinggal dalam secangkir teh saja, melainkan sangat penting untuk menggambarkan tempat tanaman itu tumbuh dan keanekaragaman hayati hewan yang ada di daerah itu.
ADVERTISEMENT
Meski banyak informasi yang ditemukan, ilmuwan tak menampik perlunya riset lanjut terkait hal itu. Mereka menyebut masih ada kemungkinan DNA dari beberapa hewan tidak terdeteksi karena jumlah jejak genetik yang ditinggal pada sampel sangat sedikit.
“Perlu dicatat bahwa itu tidak bebas dari bias dan akan memerlukan standardisasi lebih lanjut di masa depan,” tulis Krehenwinkel dan rekannya dalam makalah mereka.
Bagaimanapun, pendekatan metode yang dilakukan oleh Krehenwinkel dan timnya dapat menjadi dasar dalam pemantauan lingkungan meskipun bagi orang awam mungkin justru malah bergidik ngeri melihat banyak jejak DNA hewan-hewan tersebut.
Para ilmuwan itu hingga saat ini masih terus melanjutkan risetnya untuk mengungkap penurunan keragaman hewan-hewan itu. Tentu nantinya hasil yang diperoleh dapat menjadi pedoman untuk berkehidupan lebih baik di masa mendatang. Karena bagaimanapun peran hewan-hewan itu sangat mendukung lingkungan kita.
ADVERTISEMENT