Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Riset Sebut Kualitas Sperma Pria Turun 15 Tahun Terakhir, Ini Dugaan Penyebabnya
29 Oktober 2021 7:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa kualitas sperma pria Amerika Serikat menurun dalam 15 tahun terakhir. Belum diketahui penyebabnya apa, namun peneliti menduga faktor lingkungan ikut berperan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Di dunia medis, bicara soal penurunan kualitas sperma bukanlah hal yang baru. Pada 2017, topik tersebut pernah menjadi berita global setelah sebuah penelitian besar menyimpulkan bahwa jumlah sperma pria Barat telah menurun lebih dari 50 persen sejak 1973 hingga 2011. Hal ini memicu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa penyebabnya.
Dalam riset terbaru, para peneliti memeriksa sampel air mani dari donor sperma di 9 wilayah berbeda di AS antara Januari 2015 hingga April 2021. Total, ada 176.706 sampel sperma yang didapat dari 3.532 pria berusia antara 19 hingga 38 tahun. Mereka semua berasal dari Palo Alto, Los Angeles, Westwood, International Nordic Cyro Bank Denmark, Indianapolis, Cambridge, New York, Houston, dan Spokane.
ADVERTISEMENT
Dengan menganalisis sampel sperma, para peneliti melihat empat kriteria utama: Volume ejakulasi, konsentrasi rata-rata, motilitas--kemampuan sperma untuk berenang dengan cara yang benar--, dan jumlah motil.
Para peneliti menemukan bahwa dari tiga kriteria yang dinilai, kualitas sperma para pria AS secara signifikan telah menurun. Konsentrasi rata-rata, motilitas, dan jumlah total sperma motil, semuanya turun selama periode studi 16 tahun, kecuali para pria di Spokane karena jumlah donor yang kurang.
Adapun Indianapolis menunjukkan penurunan konsentrasi dan total sperma motil, tetapi terjadi peningkatan motilitas. Sementara volume ejakulasi tak mengalami penurunan.
Temuan ini dipresentasikan oleh salah satu penulis risetnya, Chelsea Canon yang merupakan ahli kesuburan dari Icahn School of Medicine at Mount Sinai, dalam konferensi American Society for Reproductive Medicine yang berlangsung pada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Belum jelas apa yang menyebabkan penurunan kualitas sperma. Namun, peneliti berhipotesis bahwa faktor lingkungan dan gaya hidup mungkin memiliki peran di dalamnya.
Polusi Lingkungan Pengaruhi Kualitas Sperma?
Sementara dalam penelitian lain yang dilakukan pada Agustus 2001 dan diterbitkan di jurnal Human Reproduction, para peneliti mengamati 225 pria di wilayah Litoral Sur Argentina, sebuah tempat yang disebut sebagai wilayah pertanian paling produktif di dunia. Para pria tersebut menghadiri konsultasi infertilitas antara 1995 hingga 1998.
Peneliti lantas bertanya kepada para pria itu tentang seberapa sering mereka terpapar zat kimia dalam dekade terakhir. Berdasarkan sampel sperma yang diambil dari para pria, peneliti menemukan bahwa paparan lingkungan dari pestisida dan zat kimia lainnya telah mengurangi kualitas sperma mereka.
ADVERTISEMENT
Sementara Shanna Swan, peneliti kesuburan Ichan School of Medicine dan penulis studi jumlah sperma pria barat pada 2017, juga telah lama berbicara tentang potensi efek polusi lingkungan pada jumlah sperma.
Dalam sebuah wawancara dengan Salon pada April 2021, Swan menyebut bahwa bahan kimia Phthalate berpotensi berbahaya bagi sperma. Dia mencatat, manusia telah banyak terpapar bahan kimia, seperti paparan pestisida, produk pembersih, mikroplastik, barang-barang rumah tangga, dan alat rumah tangga lainnya.
Dia menyebut, bahan kimia ini memiliki dampak langsung terhadap hormon steroid, meski penelitian lebih lanjut harus dilakukan.
ADVERTISEMENT