Riset: Semakin Tua Usia Perokok, Semakin Dia Kesepian

13 Januari 2022 7:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perokok di tepi jalan Jakarta. Foto: Reuters/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Perokok di tepi jalan Jakarta. Foto: Reuters/Beawiharta
ADVERTISEMENT
Mungkin dulu kita sering mendengar bahwa orang yang merokok itu gaul atau keren. Perokok aktif dikonotasikan dengan pergaulan yang bebas, mudah bergaul, dan akrab dengan banyak orang.
ADVERTISEMENT
Namun riset terbaru membuktikan sebaliknya. Tim peneliti dari UCL Institute of Epidemiology and Health dan Imperial College London meneliti hubungan antara merokok dan perkembangan isolasi sosial dan rasa kesepian.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin tua usia seorang perokok, semakin berkurang kontak sosial yang dimilikinya.
Penelitian yang dipublikasikan di The Lancet Regional Health Europe ini menggunakan sampel 8.780 penduduk Inggris perokok aktif yang berusia di atas 50 tahun. Dalam rentang 4, 8, dan 12 tahun, isolasi sosial dan rasa kesepian masing-masing peserta dicatat dan dinilai.
Portugal mendorong anak-anak merokok Foto: AP Photo/Armando Franca
Peneliti menemukan bahwa perokok cenderung semakin merasa kesepian dan terisolasi sosial dibanding non-perokok seiring usia. Selain itu, perokok juga memiliki frekuensi interaksi sosial yang lebih sedikit dengan keluarga dan teman, semakin sedikit interaksi sosial dengan komunitas dan aktivitas kultural, dan paling mungkin untuk hidup sendirian.
ADVERTISEMENT
Karena penelitian ini bersifat observasional, tidak bisa dikatakan perilaku merokok secara langsung menyebabkan seseorang semakin merasa kesepian. Namun ilmuwan di makalah penelitiannya menulis bahwa mungkin karena semakin banyak orang yang tidak tertarik hidup dengan seorang perokok, atau mungkin seorang yang tinggal sendiri yang akan menjadi perokok.
Setidaknya melalui penelitian ini kita mengetahui bahwa rokok tidak hanya buruk bagi kesehatan, tapi juga buruk untuk kehidupan sosial si perokok.