Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Riset Terbaru Pastikan Sesar Lembang Aktif dan Berpotensi Picu Gempa
4 Januari 2019 19:31 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Sesar Lembang di Bandung ternyata berpotensi menghasilkan gempa berkekuatan 6,5 hingga 7 magnitudo. Hal itu dipaparkan dalam hasil riset terbaru soal Sesar Lembang yang telah dipublikasikan di jurnal internasional Tectonophysics pada 13 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
Riset tersebut disusun oleh Mudrik Rahmawan Daryono dan Danny Hilman Natawidjaja dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Benjamin Sapiie dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Phil Cummins dari Australia National University (ANU).
Dalam makalah ilmiah di jurnal tersebut dijelaskan bahwa Sesar Lembang adalah patahan utama di Jawa Barat yang mengitari tepi utara Kota Bandung. Sesar ini tepat berada di selatan Gunung Tangkuban Perahu, salah satu gunung api aktif di Indonesia.
Menurut para peneliti dalam makalah ilmiah tersebut, “Sesar Lembang menunjukkan bukti geomorfik yang jelas atas aktivitas terbarunya dan telah lama dianggap aktif.”
Dalam riset tersebut para peneliti menggunakan analisis geomorfik untuk memahami kondisi dan pergerakan sesar aktif yang mengelilingi Kota Bandung ini. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa sesar ini memiliki panjang 29 kilometer dan laju pergeseran 1,95 milimeter hingga 3,45 milimeter per tahunnya.
ADVERTISEMENT
“Dengan panjang 29 km, ini menunjukkan bahwa Sesar Lembang bisa menghasilkan gempa bumi 6,5-7,0 dengan waktu pengulangan 170-670 tahun,” tulis para peneliti dalam makalah tersebut menyimpulkan.
Mudrik Rahmawan Daryono, peneliti geoteknologi LIPI yang menjadi peneliti utama dalam riset, menegaskan bahwa riset tersebut “membuktikan kalau Sesar Lembang itu jelas pasti aktif.”
“Jadi per definisi sesar aktif itu kan dia harus terbukti pernah terjadi gempa pada kurun waktu 11.000 tahun yang lalu, itu sudah terbukti. Sudah ketemu paling nggak (Sesar Lembang memicu) dua kejadian gempa bumi pada abad ke-15 (Masehi) dan 60 Sebelum Masehi,” papar Mudrik saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (4/1).
Jalur dan posisi Sesar Lembang ini telah dipetakan oleh Mudrik dan para kolega. Sesar ini terbagi dalam enam bagian, yakni bagian Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng. Dengan panjang mencapai 29 kilometer itulah, menurut Mudrik, sesar ini kemudian berpotensi menimbulkan gempa hingga 7 moment magnitude (Mw).
ADVERTISEMENT
“Biasanya (sesar dengan) panjang 29 kilometer itu range moment magnitude (Mw) gempanya itu antara 6,5 sampai 7,” pungkas Mudrik.