Riset Ungkap Bedanya Gangguan Indra Penciuman Karena Corona dan Flu Biasa

21 Agustus 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis membawa pasien virus corona dari ambulans menuju rumah sakit S Thomas di London, Inggris. Foto: REUTERS/Hannah McKay
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis membawa pasien virus corona dari ambulans menuju rumah sakit S Thomas di London, Inggris. Foto: REUTERS/Hannah McKay
ADVERTISEMENT
Gangguan indra penciuman merupakan salah satu gejala umum pasien corona. Menurut riset di jurnal Chemical Sense pada Juli 2020, misalnya, menemukan bahwa antara 34 hingga 98 persen pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit akan mengalami kehilangan kemampuan indra penciuman (anosmia).
ADVERTISEMENT
Masalahnya, gejala gangguan penciuman juga bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti flu musiman biasa. Lantas, apa bedanya gangguan penciuman karena virus corona dan flu biasa?
Menurut riset yang dipublikasi jurnal Rhinology pada 19 Agustus 2020, pasien corona biasanya tidak tersumbat atau meler ketika mengalami kehilangan kemampuan indra penciuman. Selain itu, gangguan penciuman tersebut cenderung tiba-tiba dan parah.
Hal lain yang membedakan gangguan indra penciuman karena corona dan flu biasa adalah hilangnya kemampuan pasien corona dalam hal indra pengecap untuk merasakan rasa yang "sebenarnya". Dalam hal ini, mereka benar-benar tidak dapat membedakan antara rasa pahit dan manis.
com-Ilustrasi seseorang yang sedang terkena flu. Foto: Shutterstock

Corona pengaruhi indra penciuman

Kedua gangguan tersebut pada pasien corona bukan disebabkan karena indra mereka tidak berfungsi. Para ahli dalam riset ini menduga, gangguan itu disebabkan karena virus corona mempengaruhi sel-sel saraf yang terlibat langsung dengan sensasi penciuman dan rasa.
ADVERTISEMENT
"Hilangnya bau dan rasa adalah gejala utama COVID-19, namun ini (gangguan penciuman) juga merupakan gejala umum dari flu yang parah," kata Carl Philpott, peneliti dari University of East Anglia yang jadi bagian tim riset tersebut, dalam keterangan resminya.
"Kami ingin mengetahui dengan tepat apa yang membedakan hilangnya bau COVID-19 dengan jenis kehilangan bau yang mungkin Anda alami akibat hidung tersumbat dan dingin," sambungnya.
Untuk menemukan perbedaan gejala pasien corona dan flu, peneliti melakukan tes bau dan rasa pada 10 pasien COVID-19, 10 orang dengan flu parah, dan kelompok kontrol yang terdiri dari 10 orang sehat.
Ilustrasi flu Foto: Shutter Stock
Berdasarkan eksperimen tersebut, peneliti menemukan bahwa kehilangan kemampuan penciuman jauh lebih besar dalam kelompok pasien COVID-19. Mereka kurang bisa mengenali bau, dan mereka sama sekali tidak bisa membedakan rasa pahit atau manis.
ADVERTISEMENT
"Tampaknya ada ciri-ciri pembeda yang membedakan virus corona dari virus pernapasan lainnya," kata Philpott. "Ini sangat menarik karena itu berarti tes bau dan rasa dapat digunakan untuk membedakan antara pasien COVID-19 dan orang dengan pilek atau flu biasa."
Philpott menambahkan, indra penciuman dan rasa kembali dalam beberapa minggu pada kebanyakan orang yang pulih dari virus corona.
Dia mengatakan, orang bisa melakukan tes bau dan rasa sendiri di rumah menggunakan produk seperti kopi, bawang putih, jeruk atau lemon dan gula. Meski demikian, dia menekankan bahwa tes swab dan PCR masih penting untuk seseorang mengetahui secara pasti apakah mereka terinfeksi virus corona atau flu biasa.