Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Klitoris punya reputasi sebagai satu-satunya organ di tubuh perempuan yang diduga fungsinya hanya untuk kenikmatan saja. Hal itu sendiri sebenarnya telah lama diperdebatkan para peneliti.
ADVERTISEMENT
Sekarang, sebuah riset terbaru mengungkap hal baru soal klitoris. Menurut riset itu, klitoris memiliki peran dalam hal pembuahan.
Riset itu dilakukan seorang peneliti independen bernama Roy Levin. Temuannya telah dipublikasikan di jurnal Clinical Anatomy pada 5 November 2019.
Dalam risetnya, Levin mempelajari 15 studi berbeda yang dipublikasikan antara 1966 sampai 2017. Dari situ, Levin menyimpulkan bahwa stimulasi pada klitoris bisa memperbesar kemungkinan terjadinya pembuahan pada sel telur.
ADVERTISEMENT
Levin menambahkan bahwa stimulasi klitoris meningkatkan aliran darah ke vagina, meningkatkan pelumasan, dan mempengaruhi tingkat keasaman organ itu. Semua itu bisa membantu meningkatkan kemungkinan pembuahan.
"Semua perubahan pada bagian genital itu memiliki peran penting dalam memfasilitasi kemungkinan kesuksesan reproduksi," kata Levin, dilansir IFL Science.
Levin mengatakan bahwa risetnya ini mungkin akan dianggap sebagai serangan kepada seksualitas perempuan. Hal ini karena risetnya mengungkap dugaan bahwa klitoris juga punya fungsi untuk reproduksi.
"Klitoris memiliki fungsi reproduktif dan rekreatif yang sama-sama penting," ujar dia.
Levin berharap temuannya ini bisa membantu mengatasi masalah sunat perempuan yang masih sering dilakukan sekarang ini. Sunat perempuan ini banyak dilakukan di Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Biasanya, sunat itu dilakukan untuk mencegah perempuan muda dan tua untuk melakukan seks sebelum menikah.
ADVERTISEMENT
Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebut bahwa praktik itu tidak memiliki manfaat kesehatan. Praktik itu malah bisa membahayakan si perempuan karena ada risiko sakit, pendarahan, gangguan saluran urine, dan kematian.