Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Erupsi tersebut sempat memunculkan kolom abu setinggi 200 meter dari kawahnya. Erupsi terjadi selama 5 menit 30 detik dan abu yang dihasilkan mengarah ke timur laut dan selatan.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani, mengatakan ini bukan pertama kalinya Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi. “Dia sejak tahun 1600 itu tercatat banyak kejadian erupsinya. Sebelum erupsi hari ini pernah juga erupsi terakhir itu Februari 2013 sama Oktober 2013,” beber Nia saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (26/7).
Setidaknya dalam kurun waktu sekitar 200 tahun terakhir, Gunung Tangkuban Parahu telah mengalami puluhan kali erupsi. Berikut ini catatannya berdasarkan data dari PVMBG.
1829: Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas
ADVERTISEMENT
1846: Terjadi erupsi dan peningkatan kegiatan
1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak
1900: Erupsi uap dari Kawah Ratu
1910: Kolom asap membubung setinggi 2 km di atas dinding kawah, erupsi berasal dari Kawah Ratu
1926: Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang ecoma
1935: Lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi, 150 m ke arah selatan barat daya dari Kawah Ratu
1952: Erupsi abu didahului oleh erupsi hidrotermal (freatik)
1957: Erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
1961, 1965, 1967: Erupsi freatik
1969, 1971: Erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah menghasilkan abu
1983: Erupsi freatik
1992: Awan abu membumbung setinggi 159 m di atas Kawah Ratu
ADVERTISEMENT
1994: Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil
2004: Peningkatan kegempaan
2005: Peningkatan aktivitas kegempaan
2006: Peningkatan aktivitas kegempaan
2013: Beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas (Februari, Maret, Oktober). Sejarah baru terjadi dengan adanya 11 kali letusan freatik dalam kurun waktu antara 5-10 Oktober 2013.
2019: Erupsi terjadi pada 26 Juli pukul 15.48 WIB selama sekitar 5 menit 30 detik
Erupsi yang terjadi pada 26 Juli 2019 merupakan erupsi freatik, mirip yang terjadi pada tahun 2013 dan tahun-tahun lain sebelumnya.
Erupsi freatik sendiri adalah erupsi yang disebabkan oleh adanya air bawah tanah yang berinteraksi dengan magma panas kemudian mendidih. Kondisi ini kemudian menyebabkan penguapan dan uap ini kemudian memberikan tekanan sehingga akhirnya menyebabkan letusan karena tekanan sudah terlalu tinggi.
ADVERTISEMENT
Nia menjelaskan bahwa erupsi Gunung Tangkuban Parahu tersebut dominan disebabkan oleh tekanan uap air. “Iya, dominan karena tekanan gas yang berasal dari uap air,” kata Nia. “Erupsi terjadi karena tekanan di dalam kantung magma sudah melewati batas kesetimbangan, sehingga dilepaskan dalam bentuk erupsi.”