Rusia Cabut dari Stasiun Luar Angkasa ISS 2024, Gara-gara Perang Ukraina?

27 Juli 2022 12:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stasiun luar angkasa ISS difoto dari kapsul Dragon SpaceX. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Stasiun luar angkasa ISS difoto dari kapsul Dragon SpaceX. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Sejak serangan militer Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, internasional menjatuhkan banyak sanksi ekonomi ke Rusia. Dmitry Rogozin, kepala lembaga antariksa Rusia (Roscosmos), pernah mengatakan sanksi tersebut akan mempersulit kerja sama antar-negara terkait antariksa, dan kemudian mengancam Rusia akan keluar dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS).
ADVERTISEMENT
Ucapan Rogozin kala itu dianggap gertakan. Tapi sekarang Rusia menyatakan benar-benar akan keluar dari ISS.
Roscosmos, melalui pemimpin yang baru, Yuri Borisov, mengatakan bahwa Rusia akan keluar dari keanggotaan ISS per 2024. Kemudian Rusia akan fokus mengembangkan stasiun luar angkasa miliknya sendiri.
“Keputusan untuk meninggalkan stasiun setelah 2024 telah dibuat,” Yuri Borisov, yang baru ditunjuk bulan ini untuk memimpin badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengatakan dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, dikutip dari AP, Selasa (26/7). "Saya pikir pada saat itu kita akan mulai membentuk stasiun orbit Rusia."
Anggota awak cadangan Roscosmos cosmonaut Оleg Kononenko (kanan) dan astronot CSA David Saint Jacques (kiri). Foto: Yuri Kochetkov / Pool via REUTERS
Di sisi lain, NASA merencanakan akan tetap memanfaatkan laboratorium melayang tersebut sampai 2030, dan menonaktifkannya per 2031, seperti yang diumumkan pada Februari 2022 lalu. NASA akan memaksimalkan komersialisasi ISS dengan membuka kesempatan lembaga swasta untuk ikut menggunakan ISS.
ADVERTISEMENT
“Dekade ketiga ini adalah salah satu hasil, membangun kemitraan global kami yang sukses untuk memverifikasi eksplorasi dan teknologi penelitian manusia untuk mendukung eksplorasi luar angkasa, terus mengembalikan manfaat medis dan lingkungan bagi umat manusia, dan meletakkan dasar bagi masa depan komersial di orbit rendah Bumi," kata Robyn Gatens, direktur Stasiun Luar Angkasa Internasional di Markas Besar NASA, Senin (31/1).
"Kami berharap dapat memaksimalkan hasil ini dari stasiun luar angkasa hingga 2030 sambil merencanakan transisi ke tujuan luar angkasa komersial yang akan menyusul."
NASA sendiri sudah mengetahui isu Rusia mengundurkan diri dari ISS. Namun mereka akan menunggu pernyataan langsung dan resmi dari Roscosmos kepada NASA, sembari berkomitmen lembaganya mengoperasionalkan ISS hingga 2030 dan berkoordinasi dengan mitranya.
ADVERTISEMENT
Astronaut sedang melakukan aksi olahraga di Stasiun Luar Angkasa dalam rangka memeriahkan Olimpiade Tokyo 2020. Foto: ESA/Thomas Pesquet
Pengumuman resmi Rusia hengkang dari ISS ini tentunya bukan mengejutkan lagi. Sebelumnya, kepala Roscosmos yang sudah menjabat sering mengancam negaranya akan keluar keanggotaan ISS akibat sanksi yang dijatuhkan akibat invasi militer ke Ukraina. Selain itu, kontrak keanggotaan yang sedang berlaku memang berakhir tahun 2024.
"Itu adalah berita yang sangat baru, jadi kami belum mendengar apa pun secara resmi," kata Kjell Lindgren, astronaut NASA yang saat ini berada di ISS, Selasa (26/7). Lindgren saat ini menjabat sebagai komandan misi NASA SpaceX Crew-4.
"Tentu saja, Anda tahu, kami dilatih untuk melakukan misi di sini dan misi itu membutuhkan seluruh kru dan kami terus bekerja setiap hari untuk melakukan sains dan penelitian yang telah kami latih untuk dilakukan. Sebagai kru, kami terus bekerja menuju kesuksesan dan semua orang bekerja sama untuk memastikan kami menyelesaikan sains dan menjaga kru dan kendaraan tetap aman," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ketika berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari anggota ISS lain, mulai dari lembaga antariksa Jepang (JAXA), Kanada (CSA), hingga Eropa (ESA).