Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Saat Kurang Tidur, Otak Akan Memakan Dirinya Sendiri
12 Maret 2019 19:10 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB

ADVERTISEMENT
Dalam keberlangsungan otak kita selama sehari, ada fase saat otak harus membersihkan diri dari saraf-saraf yang telah usang. Fase ini berjalan selama manusia tidur dan otak memanfaatkannya untuk "menyucikan" diri dari zat-zat beracun.
ADVERTISEMENT
Seperti sel-sel di tempat lain dalam tubuh manusia, neuron di otak kita terus-menerus disegarkan oleh dua jenis sel glial yang berbeda. Dua sel pendukung ini sering disebut lem sistem saraf.
Pertama ialah sel-sel mikroglial yang bertanggung jawab untuk membersihkan sel-sel tua dan usang melalui proses yang disebut fagositosis, yang dalam bahasa Yunani berarti "melahap". Kedua adalah astrosit yang bertugas memangkas sinapsis (koneksi) yang tidak perlu di dalam otak guna menyegarkan dan membentuk kembali ikatan pada neuron.
Kedua sel glial tersebut menjalankan prosesnya ketika kita tidur, menghilangkan keausan neurologis setiap hari. Lancar atau tidak prosesnya sangat bergantung pada kualitas tidur kita. Kian konsisten kita menjaga kualitas tidur yang bagus maka, semakin lancarlah fungsi sel glial.
Akan tetapi, efektivitas sel glial menjadi buruk tatkala kualitas tidur kita menurun. Lebih buruk lagi, otak bahkan cenderung "memakan dirinya sendiri" saat manusia tak cukup beristirahat.
ADVERTISEMENT
"Kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa sebagian sinapsis (di dalam otak) dimakan oleh astrosit karena kurang tidur," tutur Michele Bellesi dari Marche Polytechnic University di Italia, sebagaimana dilansir ScienceAlert.
Anggap saja proses kerja sel glial itu seperti pembersih sampah yang bekerja ketika manusia tidur. Jika tubuh kita cukup beristirahat, sel glial dapat bertindak teliti dan memilah saraf-saraf usang secara hati-hati. Berbeda dengan seseorang kekurangan tidur, "sang pembersih sampah" tanpa pandang bulu akan membuang saraf secara sembarangan.
Alih-alih menjadi bersih, otak malah mulai membahayakan diri dengan fase yang dikenal sebagai fagositosis astrositik. Dijelaskan oleh Bellesi kepada New Scientist, setelah percobaannya terhadap tikus, astrosit telah meningkatkan aktivitasnya untuk benar-benar menghilangkan bagian-bagian sinapsis di dalam otak dan proses yang sama berlaku untuk sel-sel mikroglial yang memakan limbah.
ADVERTISEMENT
"Kami menemukan bahwa fagositosis astrositik, terutama unsur-unsur presinaptik dalam sinapsis (koneksi yang) besar, terjadi setelah (mengalami) kurang tidur secara akut dan kronis," lanjut Bellesi.
Kondisi fagositosis astrositik tersebut mengkhawatirkan. Bahaya ini sama sekali tak layak kita pandang sebelah mata.
Pasalnya, aktivitas mikroglial yang tidak terkendali telah dikaitkan sebagai biang penyakit otak, seperti Alzheimer dan bentuk neurodegenerasi lainnya. Berdasarkan data global, kematian akibat Alzheimer tercatat telah meningkat 50 persen sejak 1999.