Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada hari ini, Jumat, 26 Juli 2019, pukul 15.48 WIB, adalah hal yang wajar. Sebab, menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani, pada dasarnya Gunung Tangkuban Perahu merupakan gunung api yang masih aktif.
ADVERTISEMENT
“Dia sejak tahun 1600 itu tercatat banyak kejadian erupsinya. Sebelum erupsi hari ini pernah juga erupsi terakhir itu Februari 2013 sama Oktober 2013,” beber Nia saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (26/7).
Menurut Nia, kejadian erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada 2013 lalu juga mirip dengan erupsi yang terjadi hari ini. Yakni sama-sama merupakan erupsi freatik. Bahkan pada Oktober 2013 kala itu, Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi 11 kali selama tanggal 5 sampai 10 Oktober.
Erupsi freatik sendiri adalah erupsi yang disebabkan oleh adanya air bawah tanah yang berinteraksi dengan magma panas kemudian mendidih. Kondisi ini kemudian menyebabkan penguapan dan uap ini kemudian memberikan tekanan sehingga akhirnya menyebabkan letusan karena tekanan sudah terlalu tinggi.
ADVERTISEMENT
Jenis erupsi ini sangat mungkin terjadi pada banyak jenis gunung api, bahkan di daerah geotermal yang tidak memiliki aktivitas vulkanik.
Nia menyampaikan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu kini sudah menurun jika dibandingkan pada pukul 4 sore tadi. “Sekarang ya, tadi kan pas erupsi, (kolom abu dari) Kawah Upas itu warnanya kelabu hitam, sekarang itu sudah menurun. Sekarang itu warnanya putih. Kalau putih itu dia dominan uap air yang keluarnya, bukan abu lagi,” beber Nia.
Meski begitu, ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati. “Untuk masyarakat, pertama tidak panik dan tidak termakan oleh isu-isu bohong yang beredar. Kemudian untuk masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitar kawah untuk saat ini.”
“Jadi yang mau berwisata atau berkunjung ke Tangkuban Parahu sebaiknya ditunda dulu karena sekarang kami sedang mengevaluasi secara intensif,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT