Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3

ADVERTISEMENT
Kondisi China perlahan kembali nomal setelah negara tersebut jadi pusat wabah virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Beberapa sekolah bahkan sudah mulai dibuka, dan para murid sudah melakukan kegiatan belajar.
ADVERTISEMENT
Di Sekolah Dasar Yangzheng kota Hangzhou, provinsi Zhejiang, bagian timur China, para pengajar punya cara yang unik untuk membuat siswa dan siswinya tetap menjalankan protokol social distancing atau physical distancing. Mereka meminta para siswa memakai topi khusus untuk tetap menjaga jarak fisik.
Topi tersebut terlihat seperti memiliki sayap, yang membentang sepanjang 1 meter, untuk mempertegas jarak fisik yang harus dipatuhi oleh para siswa. Topi ini dimanfaatkan para guru untuk mengedukasi protokol kesehatan dan keselamatan di masa pandemi COVID-19.
"Kami menganjurkan siswa mengenakan topi satu meter dan menjaga jarak satu meter," kata Kepala Sekolah SD Yangzheng, Hong Feng, dikutip dari media lokal Zhejiang Daily.
Dia bilang ini adalah pekan pertama anak-anak masuk sekolah setelah ada kebijakan penutupan sekolah selama beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Topi ini juga jadi tempat berkreasi para siswa yang kemudian berinisiatif mempercantik wujud topi masing-masing. Ada yang menempelkan hiasan karton warna-warni. Bahkan, ada juga yang mempercantik dengan balon.
“Anak-anak melihat serta merasakan topi ini, dan ketika sayapnya bersentuhan satu sama lain, mereka akan lebih memahami dan mengingat keharusan untuk menjaga jarak fisik,” ujar Ian Lam Chun-bun dari The Education University of Hongkong, dikutip South China Morning Post.
Topi yang dilengkapi ‘sayap’ horizontal di kedua sisinya ini disebut mirip dengan topi yang digunakan pada masa Dinasti Song. Dinasti tersebut memerintah China pada abad ke-10 hingga 13 masehi.
Pengamat budaya Asia dan Timur Tengah dari Duke University, Eileen Chow, menjelaskan bahwa topi khas dari Dinasti Song ini sebenarnya didesain agar para pejabat di masa itu tidak saling berbisik atau membuat sebuah konspirasi ketika berada dalam sebuah sidang hukum.
ADVERTISEMENT
“Jadi, topi ini memang punya manfaat untuk social distancing," kata Chow.
Aktivitas di China saat ini memang mulai kembali normal setelah pemerintah memberlakukan lockdown di sejumlah wilayah untuk mencegah penyebaran virus corona. Kota Wuhan di provinsi Hubei, disebut sebagai pusat wabah virus corona SARS-CoV-2. Jumlah kematian akibat COVID-19 di provinsi tersebut mencapai 4.512 orang per 30 April 2020. Sementara total kasus COVID-19 di China mencapai 83.940, yang menempatkan China ada di peringkat 10 negara dengan kasus COVID-19 di dunia.
(EDR)
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.