Sempat Disebut Punah, Ikan Belida Kembali Ditemukan di Pulau Jawa

12 Desember 2023 7:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ikan belida Chitala lopis. Foto: MPIX.TURE/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ikan belida Chitala lopis. Foto: MPIX.TURE/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti kembali menemukan ikan belida Chitala lopis di Jawa, Indonesia. Ikan tersebut pernah dinyatakan punah di Jawa pada 2020 oleh lembaga The International Union for Conservation of Nature (IUCN) Redlist.
ADVERTISEMENT
Penemuan kembali spesies belida itu merupakan hasil kolaborasi riset antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Food and Agriculture Organization, Yayasan Selaras Hijau Indonesia, Universitas Jambi, Charles Sturt University dari Australia, Museum Vienna dari Austria dan Universite Montpellier dari Prancis.
Tim ilmuwan menemukan C. lopis dari hasil koleksi yang dikumpulkan pada 34 lokasi di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan sejak November 2015 hingga September 2023. Penemuannya melalui perbandingan data hasil sekuensing Deoxyribonucleic Acid (DNA) barcoding dengan data genetik global Barcode of Life Data (BOLD) dan karakterisasi morfologi yang dibandingkan dengan koleksi spesies Chitala lopis yang tersimpan di Natural History Museum, London, Inggris.
Setelah memastikan spesies tersebut adalah belida C. lopis, peneliti mengesahkan penemuannya dalam makalah ilmiah bereputasi tinggi (Q1) di Jerman, yakni Journal of Endangered Species Research Volume 52. Jurnal sudah dirilis per November 2023.
Koleksi spesies Chitala hasil riset peneliti BRIN, Food and Agriculture Organization, Yayasan Selaras Hijau Indonesia, Universitas Jambi, Charles Sturt University, Australia, Museum Vienna, Austria, dan Universite Montpellier, Prancis. Foto: Dok. BRIN
Peneliti dan Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN, Arif Wibowo, mengatakan C. lopis termasuk famili Notopteridae dan ordo Osteoglossiformes. Ilmuwan yang terlibat dalam riset itu menyebutkan C. lopis merupakan ikan purba yang memiliki bentuk sirip seperti kipas.
ADVERTISEMENT
"Jika ditinjau secara intraspesifik, jarak genetik C. lopis, C. hypselonotus dan C. borneensis sangat rendah, sehingga pembeda gen mitochondrial antar-spesies tidak identik," ungkap Arif dalam pernyataan resmi.
Penemuan C. lopis gak hanya membantah informasi kepunahannya, tetapi juga menjawab persoalan taksonomi ikan belida di Indonesia. Mayoritas ikan belida di Indonesia, kata peneliti, termasuk dalam spesies C. lopis, dengan jenis lain yang sering ditemukan adalah C. borneensis dan C. hypselonotus.
Penemuannya juga memperluas sebaran keberadaan C. lopis di tiga pulau Indonesia: Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
"Kelimpahan dan sebaran ketiga jenis ikan tersebut mengalami penurunan di pulau Sumatra dan Jawa. Bahkan status C. hypselonotus terakhir ditemui pada tahun 2015," tambah Arif.
Ilustrasi ikan belida Chitala lopis. Foto: Arunee Rodloy/Shutterstock
Ada empat spesies famili Notopteridae yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi. Mereka adalah C. lopis, C. borneensis, dan C. hypselonotus.
ADVERTISEMENT
IUCN mengungkapkan spesies Chitala termasuk spesies dengan kategori Least Concern yang mengindikasikan tingkat resiko kepunahan masih rendah di Indonesia, kecuali C. lopis yang dianggap punah. Oleh karena itu, status konservasi di IUCN perlu dievaluasi pada sebaran C. lopis di Indonesia bukan hanya di pulau Jawa, kemudian status konservasi C. hypselonotus dan C. borneensis juga perlu direvisi dari Least Concern menjadi Critically Endangered (kritis atau terancam punah) dikarenakan keterbasan populasi dan sebaran.