Seni Cadas Usia Ratusan Tahun di Australia Lukis Kapal Perang Indonesia

19 Juni 2023 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar lukisan batu yang ditemukan di sebuah gua di Australia utara.  Foto: Flinders University
zoom-in-whitePerbesar
Gambar lukisan batu yang ditemukan di sebuah gua di Australia utara. Foto: Flinders University
ADVERTISEMENT
Ratusan tahun lalu, di sebuah gua sempit, penduduk asli Australia melukis gambar perahu misterius. Karya seni cadas itu kemudian ditemukan para arkeolog 50 tahun lalu dan berhasil membingungkan mereka, terutama gambar perahu yang dilukis suku Aborigin.
ADVERTISEMENT
Belakangan, sebuah studi baru berhasil memecahkan misteri tersebut: Lukisan itu kemungkinan menggambarkan kapal tempur dari Indonesia, mengisyaratkan bahwa orang Indonesia telah berlayar ke Australia dan terjadi “gesekan” dengan suku asli di sana.
Diterbitkan di jurnal Historical Archaeology, arkeolog mengidentifikasi gambar tersebut sebagai kapal perang dari Maluku. Menurut catatan sejarah, orang Maluku memang memiliki hubungan dengan orang Aborigin di Australia.
Namun, tak seperti seni cadas Aborigin lainnya yang banyak menggambarkan kapal-kapal dagang dari Maluku seperti Macassan–kapal layar dari Indonesia–, lukisan kali ini menggambarkan ciri-ciri kapal perang, di mana kapal dihiasi bendera segitiga, panji-panji, dan hiasan menunjukkan status siap perang.
“Mereka adalah kapal perang, dihiasi dengan semua panji dan hiasan lain yang membedakannya dari kapal dagang atau penangkap ikan biasa,” ujar rekan penulis studi Daryl Wesley, seorang arkeolog dan dosen senior di Flinders University sebagaimana dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
“Itu sangat berbeda dengan pemahaman kami tentang semua kapal dari Makassar yang ada dalam seni cadas dan di Arnhem Land (Australia Utara).”
Perahu asal Maluku yang berlayar ke Australia. Foto: Nationaal Museum van Wereldculturen
Karena lukisan digambar sangat detail, peneliti menduga orang Aborigin yang menciptakannya punya pengetahuan yang mendalam tentang seluk beluk kapal perang tersebut. Mereka kemungkinan telah mengamati kapal tersebut dalam waktu cukup lama atau melihatnya dari dekat, atau bahkan telah menjelajahinya.
Peneliti bilang, kapal mungkin terkait dengan perdagangan, penangkapan ikan, eksploitasi sumber daya, perburuan atau perbudakan.
“Keberadaan seni cadas kapal perang menyiratkan contoh kekerasan fisik atau setidaknya penjajahan dari masyarakat Maluku terhadap penduduk asli Australia. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui tujuan pasti seni cadas tersebut,” kata peneliti.
“Motif-motif ini mendukung gagasan yang ada bahwa pelayaran sporadis atau tidak sengaja dari Indonesia ke garis pantai Australia terjadi sebelum atau bersamaan dengan kunjungan memancing teripang,” kata penulis utama studi, Mick de Ruyter, arkeolog maritim dan profesor di Flinders University.
ADVERTISEMENT
Dalam studi juga disebut, orang Indonesia pertama kali menginjakkan kaki di pantai utara Australia pada pertengahan abad ke-17. Mereka berlayar ke Australia dalam rangka mencari ikan dan perdagangan. Namun, kehadiran kapal perang di sana seakan menegaskan bahwa orang Maluku menunjukkan dominasinya.
Paul Tacon, profesor di Pusat Penelitian Budaya Griffith University di Australia yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan bahwa karya seni yang ditemukan di gua kali ini menawarkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana orang Aborigin mencatat pertemuan mereka dengan orang asing.
“Sebelumnya, [perahu] Makassar telah teridentifikasi dalam seni cadas Arnhem Land, dengan penanggalan tertua antara akhir 1500-an dan awal 1600-an.”