news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Seorang Pelajar Tolak Vaksin karena Ajaran Katolik yang Dia Anut

23 Maret 2019 10:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ilustrasi vaksin Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Wabah cacar melanda sebuah sekolah menengah atas di Kentucky, Amerika Serikat. Pihak otoritas kesehatan setempat melarang para pelajar datang ke sekolah. Kecuali para pelajar bisa menunjukkan bukti telah menerima vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini membuat otoritas setempat mendapat tuntutan hukum. Jerome Kunkel, remaja 18 tahun dari SMA Our Lady of the Sacred Heart/Assumption Academy, mengajukan tuntutan hukum terhadap Northern Kentucky Health Department (NKY).
Akibat adanya aturan dari NKY, pihak sekolah melarang Kunkel membela tim basketnya dalam pertandingan apa pun.
Berdasarkan tuntutannya, Kunkel merasa hak kebebasan beragamanya dilanggar aturan tersebut. Mengutip kepercayaan Katolik yang ia anut, Kunkel mengatakan bahwa menggunakan vaksin yang terbuat dari sel janin aborsi adalah tindakan tak bermoral, ilegal, dan berdosa.
"Saya tidak mempercayai vaksin dan segala sesuatu yang mereka jelaskan pada kami," ujar Kunkel seperti dilansir IFL Science.
NKY sendiri kukuh pada aturan yang mereka buat. Menurut mereka, ini adalah keputusan terbaik bagi kesehatan publik. Aturan ini penting untuk melindungi perempuan hamil dan individu dengan sistem imun yang lemah, tambah NKY.
ADVERTISEMENT
Pihak NKY mengkritik pengacara yang melakukan tuntutan ini. Si pengacara dinilai mulai menyebarkan informasi yang salah mengenai vaksin cacar air di media sosial.
"Sangat disayangkan, ada beberapa individu, termasuk pengacara yang mengajukan tuntutan, menggunakan media sosial untuk menyebarkan misinformasi sebagai strategi mereka," papar NKY dalam suatu pernyataan.
Sel janin aborsi di vaksin?
Vaksin yang umum digunakan sekarang memang menggunakan sel turunan atau descendent cell dari manusia. Sel tersebut berasal dari sel turunan dari fetus yang telah diaborsi puluhan tahun lalu, tepatnya pada tahun 1960-an. Jadi, material vaksin tidak benar-benar mengandung sel yang langsung berasal dari janin aborsi.
Patut kita pahami juga bahwa aborsi tidak dilakukan demi memproduksi vaksin. Ilmuwan hanya mengambil sel dari janin hasil aborsi yang ditemukan untuk mengembangkan sel turunannya. Sel turunan inilah yang menjadi medium tempat vaksin dibuat.
Ilustrasi vaksin Foto: Shutterstock
Penjelasannya begini, virus memerlukan inang untuk bisa tetap hidup. Jadi sel turunan ini menjadi medium atau inang bagi virus yang kemudian dilemahkan dan menjadi vaksin. Jadi bukan sel itu sendiri yang digunakan dalam vaksin.
ADVERTISEMENT
Gereja Katolik telah lama mempertanyakan nilai etik dari praktik ini. Katolik sendiri terkenal dengan pandangan mereka yang menentang aborsi. Tapi, mereka punya pandangan tersendiri mengenai vaksin. Menurut Kristen Katolik, tidak ada alasan untuk menolak vaksinasi melawan penyakit menular berbahaya. Terutama demi menjaga kesehatan dari anak-anak, masyarakat, dan demi kebaikan kita semua.