Seperempat Abad Menghilang, Virus Ebola Kembali Serang Pantai Gading

18 Agustus 2021 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ebola juga sempat merebak di Guinea pada awal tahun 2021. Foto: WHO/Junior D. Kannah
zoom-in-whitePerbesar
Ebola juga sempat merebak di Guinea pada awal tahun 2021. Foto: WHO/Junior D. Kannah
ADVERTISEMENT
Pantai Gading mengumumkan kasus pertama virus ebola pada akhir pekan lalu. Pengumuman ini menandai kasus pertama virus Ebola di negara tersebut dalam 25 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Pantai Gading, Pierre Dimba, menyebut bahwa virus Ebola ditemukan pada seorang gadis berusia 18 tahun yang melakukan perjalanan dari negara tetangga, Guinea. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa ini merupakan kasus Ebola pertama di negara itu sejak 1994.
"Ini terjadi setelah Institut Pasteur di Pantai Gading mengkonfirmasi Penyakit Virus Ebola dalam sampel yang dikumpulkan dari seorang pasien, yang dirawat di rumah sakit di ibukota komersial Abidjan, setelah tiba dari Guinea," kata WHO dalam pernyataan resminya, menurut laporan Reuters.
WHO mengatakan bahwa pasien masuk ke Pantai Gading dari Guinea melalui jalan darat. Ia tiba di kota Abidjan pada 12 Agustus. Pasien tersebut dirawat di rumah sakit setelah mengalami demam.
Petugas kesehatan membawa mayat korban Ebola untuk dimakamkan di pemakaman di Freetown, Sierra Leone, 21 Desember 2014. Foto: Reuters/Baz Ratner
"Sangat memprihatinkan bahwa wabah ini telah dinyatakan di Abidjan, sebuah kota metropolitan berpenduduk lebih dari 4 juta orang," kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika, dalam pernyataan resminya.
ADVERTISEMENT
"Namun, sebagian besar keahlian dunia dalam menangani Ebola ada di benua ini dan Pantai Gading dapat memanfaatkan pengalaman ini dan memberikan respons dengan kecepatan penuh," katanya.
Guinea sendiri merupakan lokasi wabah Ebola selama 2014-2016. Negara tersebut juga mengalami wabah Ebola pada empat bulan awal tahun 2021, hingga dinyatakan berakhir pada 19 Juni lalu.
Pada pekan lalu, Guinea ini juga mengkonfirmasi kasus pertama virus Marburg di Afrika Barat. Virus Marburg menimbulkan gejala penyakit demam berdarah yang sangat menular, mirip dengan Ebola.
Penularan kedua penyakit mematikan tersebut terjadi melalui kontak dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi. Adapun gejalanya meliputi sakit kepala, muntah darah, nyeri otot dan pendarahan.