Seperti Apa Bau Mumi Mesir Kuno? Aromanya Pedas Manis, Ada Wangi Kayu

22 Februari 2025 16:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mumi Mesir menjalani CT scan di rumah sakit Policlinico Milan di Bergamo, Italia.  Foto: Flavio Lo Scalzo/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Mumi Mesir menjalani CT scan di rumah sakit Policlinico Milan di Bergamo, Italia. Foto: Flavio Lo Scalzo/REUTERS
ADVERTISEMENT
Saat berkunjung ke museum, kita mungkin akan tahu cerita di balik objek bersejarah yang dipajang di sana, termasuk mumi Mesir kuno yang kini banyak disimpan di museum. Namun, tidak semua informasi berharga itu bisa kita dapatkan, seperti bagaimana mumi dibuat atau seperti apa bau mumi tersebut.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, seorang dosen di University College London, Cecilia Bembibre, mencoba menggali lebih jauh ke masa lalu. Dia diminta oleh University of Ljubljana, bekerja sama dengan University of Krakow dan Museum Mesir di Kairo untuk membantu mempelajari tubuh mumi.
Para peneliti di University Ljubljana sedang mempelajari tubuh mumi di museum nasional di Slovenia, dan telah memperluas studinya dengan mempelajari tubuh mumi di Kairo. Proyek ini dipimpin oleh Profesor Matija Strlic, dan peneliti PhD Emma Paolin.
Dalam pedoman mempelajari mumi, peneliti harus menggunakan teknik yang tak merusak tubuh jenazah. Salah satu caranya adalah dengan melihat apa yang dapat dipelajari melalui penciuman.
Para peneliti mempelajari sembilan jasad mumi di Museum Mesir, empat di antaranya dipajang, dan lima lagi disimpan di tempat penyimpanan khusus. Jasad-jasad tersebut berasal dari berbagai periode waktu, yang tertua berusia 3.500 tahun. Jasad tersebut juga diawetkan dengan berbagai cara dan disimpan di dalam tempat berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Bembibre lantas membentuk tim yang terdiri dari 8 ahli penciuman. Beberapa di antaranya adalah seorang spesialis yang pernah bekerja dengan Bembibre di proyek sebelumnya.
Makam mumi di Mesir yang diduga milik Cleopatra Foto: Arrow Media

Penelitian

Mereka melakukan analisis kimia untuk memastikan bahwa mumi aman untuk dicium. Ini karena beberapa dekade sebelumnya mayat-mayat tersebut diberi pestisida sintetis agar tetap awet, beberapa mayat juga mengandung konsentrasi pestisida tinggi yang berpotensi bersifat karsinogenik membahayakan.
Ada sembilan mumi yang tersisa. Peneliti lalu membuka sedikit sarkofagus untuk memasukkan pipa kecil dan mengekstrak udara di dalamnya. Volume udara yang terukur ini dimasukkan ke dalam kantong khusus, sehingga udara tersebut nantinya bisa dicium oleh para ahli.
Kebanyakan udara yang tersimpan dalam tabung logam, berisi polimer yang memerangkap senyawa organik mudah menguap, sehingga senyawa tersebut dapat dipelajari di laboratorium University of Ljubljana. Udara ini mengalami berbagai analisis kimia untuk melihat senyawa mana yang terkandung di dalamnya, dan juga dipisahkan menjadi bagian penyusunnya menggunakan kromatografi, sehingga peneliti dapat merasakan dan menggambarkan bau setiap mumi.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah pekerja sulit, kami biasanya bergiliran duduk di ujung mesin khusus dengan saluran keluar yang dikenal sebagai lubang penciuman,” papar Bembibre dalam The Conversation.
Sarkofagus berusia sekitar 2500 tahun, dari situs pemakaman yang baru ditemukan di dekat pekuburan Saqqara Mesir, terlihat saat presentasi di Giza, Mesir. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTERS

Hasil studi

Dalam film fiksi, mayat mumi biasanya dikaitkan dengan bau busuk. Namun, hasil studi ini menemukan bahwa bau mumi tidak seburuk yang dikira, bahkan mungkin lebih ramah di hidung.
Menurut peneliti, bau mumi mirip seperti kayu, bunga, manis, pedas, basi, dan seperti damar. Lewat bau, mereka juga berhasil mengidentifikasi bahan-bahan kuno yang digunakan untuk mengawetkan mayat, termasuk minyak konifer, kemenyan, mur, dan kayu manis.
Mereka juga mengidentifikasi lemak hewani terdegradasi yang digunakan untuk proses mumifikasi. Selain itu, ditemukan pula pestisida sintetis serta minyak hama nabati yang aman digunakan untuk mengawetkan mayat. Mumi yang dipajang memiliki aroma lebih kuat daripada mayat yang disimpan di tempat penyimpanan khusus. Anehnya, salah satu mumi punya bau mirip teh hitam, yang diduga berasal dari zat kimia disebut kariofilen.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui bau mayat untuk mengidentifikasi bahan-bahan mumifikasi, peneliti berencana akan merekonstruksi bau tubuh mumi sehingga pengunjung Museum Mesir dapat merasakan secara langsung, ditambah interpretasi tentang bagaimana tubuh akan berbau saat disegel di kuburan.
Peneliti bilang, masyarakat mungkin baru bisa mencium bau mumi pada 2026. Mereka juga berencana akan meneliti mumi yang disimpan di museum kuno lain di dunia. Jadi, tertarik mencium bau mumi Mesir kuno?