Seram, Begini Suara Medan Magnet Bumi

27 Oktober 2022 8:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi medan magnet bumi (earth magnetic field). Foto: Marc Ward/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi medan magnet bumi (earth magnetic field). Foto: Marc Ward/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bumi memiliki medan magnet. Selain sebagai penggerak kompas, medan magnet Bumi juga berperan krusial membelokkan radiasi kosmik dari Matahari dan sisi lain alam semesta. Tanpa pelindung tersebut kehidupan akan sulit bertahan di Bumi.
ADVERTISEMENT
Namun siapa sangka medan magnet Bumi ternyata memiliki suara. Tidak secara harfiah, karena bunyi tersebut hasil dari olahan rekaman sinyal medan magnet yang diukur oleh satelit European Space Agency (ESA). Pihak yang mengubahnya menjadi suara adalah ilmuwan dari Technical University of Denmark.
"Tim menggunakan data dari satelit Swarm ESA, serta sumber lain, dan menggunakan sinyal magnetik ini untuk memanipulasi dan mengontrol representasi sonik dari medan inti," jelas Klaus Nielsen, musisi sekaligus pendukung proyek.
Hasil suaranya memang terdengar menyeramkan. Namun perlu diingat, ini bukan bunyi yang bisa didengar langsung, dan bisa dikatakan sebagai suara yang dihasilkan Bumi. Ini hanya sekadar konversi sinyal menjadi data audio.

Medan magnet Bumi: Pelindung hingga aurora

Medan magnet Bumi membentuk gelembung hingga 65.000 kilometer di atas permukaan Bumi —disebut magnetosfer. Medan magnet ini tercipta dari inti Bumi cair, di mana logam seperti besi cair bergerak (akibat rotasi bumi) dan menghasilkan energi magnet dan listrik, menurut laporan Space.com.
ADVERTISEMENT
Magnetosfer melindungi kita dari cuaca luar angkasa yang berbahaya, seperti angin Matahari. Tanpa magnetosfer, angin Matahari akan mengikis atmosfer Bumi, menghilangkan udara pemberi kehidupan yang kita hirup di planet ini.
Ilustrasi medan magnet bumi (earth magnetic field). Foto: vchal/Shutterstock
Menurut NASA, magnetosfer juga melindungi Bumi dari sejumlah besar radiasi partikel yang dipancarkan selama peristiwa coronal mass ejection (CME) dan juga dari sinar kosmik — fragmen atom — yang menghujani Bumi dari luar angkasa.
Magnetosfer mengusir energi berbahaya dari Bumi dan menjebaknya di zona yang disebut sabuk radiasi Van Allen. Sabuk radiasi berbentuk donat ini bisa membengkak saat aktivitas matahari meningkat.
Ketika partikel-partikel radiasi ini bertabrakan dengan atom dan molekul – terutama oksigen dan nitrogen – di bagian atas atmosfer, sebagian energi dalam tumbukan tersebut diubah menjadi cahaya hijau-biru, menjadi sesuatu yang kita sebut aurora. Aurora terlihat di lintang tinggi baik selatan maupun utara Bumi.
ADVERTISEMENT