Serangan Jantung Ashraf Sinclair, Apa Bedanya dengan Gagal dan Henti Jantung?

19 Februari 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair. Foto: Instagram / @ashrafsinclair
zoom-in-whitePerbesar
Suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair. Foto: Instagram / @ashrafsinclair
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ashraf Sinclair, aktor sekaligus suami dari penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL), wafat di usia 40 tahun karena serangan jantung pada Selasa (18/2) dini hari. Banyak pihak dikejutkan kabar berpulangnya Ashraf yang terbilang masih muda dan rajin berolahraga.
ADVERTISEMENT
Tak bisa dimungkiri, serangan jantung sering kali tak pandang bulu. Sebagaimana dikutip dari laman situs Harvard Health Publishing, sebanyak 4 hingga 10 persen kasus serangan jantung di seluruh dunia bahkan terjadi sebelum usia pengidap mencapai 45 tahun.
Terlepas dari itu, masih ada sebagian orang yang menyangka serangan jantung sama dengan kondisi gagal jantung dan henti jantung. Ketiga kondisi medis ini memang sama-sama terjadi pada organ jantung, namun proses dan gejalanya berbeda. Kendati dalam beberapa kasus, baik serangan jantung, gagal jantung, maupun henti jantung dapat terjadi berkesinambungan, atau sebagai efek komplikasi satu sama lain.
Ashraf Sinclair Foto: Munady
Dr. Ade Meidian Ambari, SpJp (K), FIHA, dokter spesialis jantung yang praktik di Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, punya pendapat soal kondisi mendiang Ashraf. Menurutnya, apa yang dialami oleh suami BCL itu dapat dikatakan sebagai henti jantung mendadak atau sudden cardiac death. Penyebabnya kemungkinan dua hal, gangguan irama jantung (aritmia) atau serangan jantung. Sebab, kematian yang jelas dapat dipastikan dengan autopsi.
ADVERTISEMENT
Henti jantung mendadak ini kerap disebut masyarakat awam sebagai serangan jantung. Padahal keduanya berbeda meski punya hubungan sebab-akibat. Henti jantung merupakan salah satu efek komplikasi dari serangan jantung.
“Jadi komplikasi dari serangan jantung itu bisa jadi nyeri dada yang sederhana sampai yang namanya sudden cardiac death,” tutur dr. Ade saat dihubungi kumparanSAINS pada Rabu (19/2).
Ilustrasi kesehatan jantung. Foto: Foto: Shutter Stock
Kepada kumparanSAINS, dr. Ade menjabarkan perbedaan karakteristik maupun gejala serangan, gagal, dan jantung. Berikut ulasan selengkapnya.

Serangan jantung

Serangan jantung merupakan suatu kondisi terjadinya sumbatan total pada pembuluh darah koroner. Dalam tingkat paling parah, sumbatan total ini dapat berujung pada henti jantung atau kematian jantung.
“Biasanya, pasien masuk dengan serangan jantung itu dengan nyeri dada dulu, nyeri dada khas serangan jantung. Biasanya nyeri dada di bawah tulang dada depan menjalar ke punggung, ke leher seperti tercekik, bahkan sampai ada keringat dingin. Nah serangan jantung ini biasanya mendadak selalu,” jelas dr. Ade.
ADVERTISEMENT

Gagal jantung

Gagal jantung merupakan gangguan pada proses pompa jantung ke seluruh tubuh. Jantung diibaratkan sebagai pompa yang mengalirkan darah ke semesta tubuh. Namun karena kondisi tertentu, serangan jantung misalnya, kemampuan pompa darah jantung akan menurun dan terjadilah gagal jantung.
“Kalau kita telaah serangan jantung ini, terjadilah yang namanya gagal jantung, pompa jantungnya turun yang tadinya baik memompa darah ke seluruh tubuh jadi fungsinya tinggal setengah dari normal, misalnya, itu menyebabkan aliran darah terganggu, jadilah gagal jantung,” ujarnya.
Seperti yang dipaparkan, kondisi gagal jantung menyebabkan aliran darah yang biasanya didistribusi ke seluruh tubuh menjadi tersumbat. Dengan kata lain, gagal jantung terjadi ketika jantung gagal menjalankan fungsi yang semestinya.
Ilustrasi sakit jantung Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT

Henti jantung

Seperti istilah yang disematkan padanya, henti jantung merupakan kondisi ketika jantung benar-benar berhenti beroperasi. Penyebabnya macam-macam, antara lain adanya gangguan irama jantung atau serangan jantung yang biasanya melibatkan penyakit jantung koroner.
“Henti jantung, jantung yang berhenti, karena apa sebabnya? Macem-macem, bisa ada gangguan irama jantung atau aritmia, kedua karena ada serangan jantung, dilibatkan oleh apa? Oleh jantung koroner,” papar dr. Ade.
Normalnya, jantung memompa darah secara ritmis. Namun gangguan irama jantung dapat mengganggu fungsi ini, paling sering dipicu oleh adanya serangan jantung. Faktor lainnya, bisa juga karena gangguan hantaran listrik jantung atau gangguan kadar elektrolit dalam darah.