Sering Masturbasi Bikin Impoten, Mitos atau Fakta?

2 Juli 2020 6:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ejakulasi dini  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ejakulasi dini Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di masyarakat, beredar kepercayaan apabila masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi (DE) atau umumnya dikenal impoten. Jika seorang laki-laki mengalami kesulitan untuk ereksi, sering kali orang mengaitkannya dengan kegiatan onani yang terlalu sering dilakukan.
ADVERTISEMENT
Apakah benar masturbasi dapat menyebabkan impoten? Jawabannya, tidak. Di sisi lain, aktivitas seksual yang dilakukan dengan cara menstimulus diri sendiri itu adalah hal yang umum dilakukan manusia dan justru memiliki banyak manfaat. Tidak ada juga hubungan antara masturbasi dengan kualitas dan frekuensi ereksi.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh JAMA Network terbitan Desember 2011, kegiatan onani umum dilakukan semua orang di berbagai kalangan usia. Survei itu menyimpulkan bahwa ada sekitar 74 persen pria dan 48,1 persen wanita mengaku melakukan masturbasi.
Memang, ada kasus di mana sebagian besar pria mungkin mengalami kesulitan atau mempertahankan ereksi pada titik tertentu dalam kehidupan mereka. Kondisi kesulitan ereksi inilah yang disebut sebagai DE atau impoten.
Adapun manfaat dari masturbasi, menurut Planned Parenthood, ialah dapat melepaskan ketegangan, mengurangi stres, dan membantu tidur. Meskipun tidak menyebabkan impoten, namun umumnya seorang pria tidak bisa langsung mengalami ereksi kembali setelah masturbasi.
Ilustrasi Penis. Foto: Shutterstock
Fase itu dikenal dengan dengan periode refraktori. Periode itu ialah pada saat pria berada di tahap setelah ejakulasi atau orgasme. Secara universal, peneliti sepakat bahwa masturbasi tidak ada kaitannya dengan DE. Namun kesulitan mengalami ereksi setelah orgasme pada pria, adalah hal yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peneliti juga setuju apabila DE berkaitan erat dengan usia. Biasanya, pria di usia 40 tahun mulai mengalami kesulitan mengalami ereksi. Setidaknya ada 40 persen dari kalangan yang mengalami kasus tersebut. Kasus itu meningkat dari 5 persen pada pria berusia 40 tahun menjadi 15 persen pada pria di usia 70 tahun, seperti dikutip Medical News Today.

Apa penyebab disfungsi ereksi?

Disfungsi ereksi atau impoten adalah kondisi di mana seorang pria tidak mampu mengalami ereksi (penis tegak) sehingga kesulitan untuk melakukan kegiatan seks. Pada penis yang normal, biasanya akan terjadi penegakkan apabila mendapatkan sinyal rangsangan pada otak.
Otak akan mengirimkan sinyal tersebut ke pembuluh darah di penis. Hal itu melonggarkan arteri sehingga terjadi peningkatan aliran darah di penis. Aliran darah itu akan menyebabkan tekanan dan membuat penis jadi lebih besar. Namun, jika tidak terjadi aliran darah yang cukup banyak ke penis, inilah yang menyebabkan disfungsi ereksi. 
ADVERTISEMENT
Penyebabnya di antaranya diabetes, obesitas, penyakit jantung, adanya gejala gangguan saluran kemih bagian bawah, seperti masalah kandung kemih, prostat, atau uretra. Selain itu, merokok dan mengkonsumsi alkohol berlebihan juga dapat memicu DE.
Ilustrasi Penis Foto: Pixabay
Sementara disfungsi ereksi juga bisa terjadi pada pria di usa muda. Sebuah studi di The Journal of Sexual Medicine edisi Juli 2013 menemukan fakta, bahwa sebanyak seperempat pria di bawah 40 tahun mendapatkan diagnosis impotensi. Kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional.
Beberapa faktor penyebab disfungsi ereksi pada pria yang lebih muda ialah stres, cemas berlebihan, depresi, gangguan stres pasca-trauma, gangguan bipolar, atau dalam pengobatan untuk penyakit-penyakit ini, obesitas, insomnia, masalah pada saluran kemih, dan cedera tulang belakang.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini: