Sering Tiup Terompet, Leher Pria Ini Menggelembung Mirip Katak

1 Mei 2022 11:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bermain terompet. Foto: Hatmidi/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain terompet. Foto: Hatmidi/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah penampakan tak biasa terlihat dari sebuah video yang viral di Instagram. Video tersebut mempertunjukkan tenggorokan seorang peniup terompet yang menggelembung setiap kali alat musiknya ditiup.
ADVERTISEMENT
Memainkan alat musik tiup memang membutuhkan beban pada tubuh. Untuk beberapa orang, hal ini dapat mengubah anatomi leher, hingga mengakibatkan kondisi yang agak tidak biasa, seperti tenggorokan yang menggelembung mirip katak saat mengirimkan panggilan kawin.
Teknik pernapasan yang diperlukan untuk memainkan alat musik tiup, memang dapat membuat mereka yang bermain secara teratur berisiko terkena kondisi ini.
Melansir IFL Science, musisi berusia 20 tahun dalam video itu, mengaku tidak menyadari lehernya menggelembung ketika memainkan terompet.
"(Saya sadar ada tonjolan setelah) orang-orang mulai (memberi tahu) di sekolah. Saya tak merasakan sesuatu yang abnormal di leher saya,” jelas musisi tersebut dalam jurnal yang terbit dalam National Library of Medicine.
ADVERTISEMENT

CT Scan sambil main terompet

Musisi ini pernah memeriksakan kondisinya ke dokter. Laringokel yang dirasakan awalnya tak terlihat, baru setelah ia memainkan terompet selama CT scan, dokter kemudian mendapati kondisinya.
Terlihat area tenggorokannya yang mengembang secara tidak normal setiap kali dia mengeluarkan udara.
Ilustrasi bermain Trompet Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Kondisi ini dikenal sebagai laringokel dan diperkirakan terbentuk akibat dari tekanan positif yang berkelanjutan di rongga leher karena kebiasaan mengejan dan mengembuskan napas. Ia juga terkadang disebut Occupational Overuse Syndrome.
Kondisi ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1886. Beberapa kasus serupa juga dapat ditemukan di berbagai jurnal medis. Sebelum fenomena laringokel sang msisi mencuat, pernah ada salah satu pasien yang mengeluhkan kondisi yang sama, contohnya di bawah ini.
ADVERTISEMENT
"Dokter, saya memiliki katak di tenggorokan saya," cerita salah satu pasien terompet (51) yang mengidap kondisi sama di bagian leher.
Saat meniup instrumennya, pasien itu menjelaskan bagaimana lehernya membengkak.
Laringokel paling sering terjadi di bagian satu sisi leher. Tapi, ada juga kondisi laringokel di dua sisi leher, contohnya saat seseorang terlalu sering memainkan alat musik tiup. Kebiasaan bermain alat musik itu memang dapat membuat mereka berisiko terkena kondisi ini.
Pemicu laringokel terjadi bukan hanya karena seseorang sering meniup terompet saja. Laringokel bisa muncul dari lahir atau jika diidap saat dewasa pemicunya bisa karena durasi batuk yang lama atau orang tersebut mengidap kanker.