Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sesar Cimandiri Penyebab Gempa 5,6 M Cianjur Lebih Aktif daripada Sesar Lembang
22 November 2022 6:30 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gempa menyebabkan ratusan rumah warga mengalami kerusakan, mulai dari sedang hingga berat. Data Pemprov Jawa Barat mencatat 162 orang meninggal dunia dan 326 orang mengalami luka. Jumlah tersebut masih dinamis dan kemungkinan akan terus bertambah.
Sementara di sisi lain, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa penyebab gempa 5,6 magnitudo yang mengguncang Cianjur diduga terjadi akibat pergerakan sesar Cimandiri dengan pusat kedalaman gempa 10 km.
"Jadi yang baru saja terjadi pada posisi di sekitar Sukabumi Cianjur, di sekitar daerah tersebut dan merupakan gempa yang diakibatkan patahan geser. Dengan magnitudo 5,6," kata Kepala BMKG Dwikorita K di Gedung DPR, Senayan, Senin (21/11).
Sebelum terjadi gempa 5,6 magnitudo, Cianjur juga sempat diguncang rentetan gempa kecil pada Senin (21/11) dini hari. Menurut catatan BMKG, gempa pertama muncul pada pukul 00.15 WIB dengan kekuatan 1,7 magnitudo. Gempa kedua pukul 00.17 WIB berkekuatan 2,4 magnitudo berpusat di kedalaman 5 km barat daya Kab Cianjur. Sementara gempa ketiga terjadi pukul 00.19 WIB dengan kekuatan 2,9 magnitudo berpusat di kedalaman 4 km barat daya kab Cianjur.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah rentetan gempa ini ada hubungannya dengan gempa yang lebih besar? Pakar Gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, mengatakan bahwa untuk memastikan apakah gempa-gempa di Cianjur saling berkaitan satu sama lain, maka harus dilihat terlebih dahulu apakah sumber gempa terjadi di bidang yang sama.
“Jadi kalau gempa kecil itu berada di lokasi bidang yang sama, kalau memang iya, memang dalam sejumlah kasus, beberapa gempa (kecil) diikuti oleh gempa yang lebih besar. Tapi saya enggak bisa menyimpulkan, memberikan jawaban iya atau tidak,” kata Irwan saat dihubungi kumparanSAINS, Senin (21/11).
Sesar Cimandiri sendiri memiliki bentangan yang cukup luas. Patahan Bumi ini membentang dari Pelabuhan Ratu, kemudian melewati Cianjur, Sukabumi, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, hingga Subang. Sesar Cimandiri mengalami pertemuan dengan sesar Lembang di Padalarang.
ADVERTISEMENT
Menurut Irwan, sesar Cimandiri memang lebih aktif ketimbang sesar Lembang mengingat komponen tekanan utamanya berasal dari zona subduksi pertemuan dua lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang jaraknya 300 kilometer dari garis pantai.
Karena dekat dengan sumber energi gempa subduksi itulah, sesar Cimandiri diperhitungkan punya potensi gempa lebih besar dibandingkan patahan gempa lainnya yang ada di Jawa Barat. Selain itu, sesar Cimandiri terdiri dari banyak segmen yang masing-masing segmen bergerak dan memiliki energi tersendiri untuk dilepaskan.
ADVERTISEMENT
“Sesar Cimandiri lebih dekat dari tekanan itu. Dan sejarah gempa lebih jelas sesar Cimandiri dibanding sesar Lembang. Dan yang tinggal di sekitar Pelabuhan Ratu, Cianjur selatan, itu lebih sering rasakan gempa dibandingkan yang tinggal di Bandung,” ungkapnya.
Pada 2022, sesar Cimandiri pernah menyebabkan gempa Cianjur 3,0 M (13 Maret 2022), dan 5,3 M yang mengguncang Banten dan selatan Jawa Barat (12 Maret 2022).
Berdasarkan riset oleh Safitri dkk pada IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (2016) sesar ini bergerak 25 hingga 80 mm per tahunnya. Sesar Cimandiri punya ciri khas di mana sisi barat dan timurnya bergerak ke arah yang berbeda.
Dikutip dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa 2017 yang dirilis PuSGeN, sesar Cimandiri terdiri dari 3 segmen terpisah: Segmen Cimandiri, Cibeber-Nyalindung, dan Rajamandala. Dominan segmen-segmen ini punya mekanisme sesar naik dengan komponen mengiri. Tiga segmen ini merupakan gabungan dari 6 segmen yang lebih kecil, yakni Segmen Loji, Cidadap, Nyalindung, Cibeber, Saguling, dan Padalarang.
ADVERTISEMENT