Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Siap-siap! Indonesia Sebentar Lagi Punya Observatorium Terbesar di Asia Tenggara
18 Januari 2023 6:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sebentar lagi Indonesia bakal punya fasilitas observatorium terbesar di Asia Tenggara. Nantinya, observatorium ini akan dilengkapi teleskop besar mirip dengan yang ada di Jepang.
ADVERTISEMENT
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini sedang menyelesaikan pembangunan Observatorium di Gunung Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan dijadwalkan selesai pada Februari 2023.
Pembangunan observatorium nasional ini sejatinya sudah dimulai sejak 2017 silam. Semula ditargetkan rampung pada akhir 2020. Namun karena pandemi corona, rencana itu harus mundur hingga 2023.
Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Robertus Heru, mengatakan Observatorium Timau akan memiliki Teleskop Ritchey-Chrétien berdiameter 3,8 meter yang dilengkapi cermin tersegmentasi dan Nasmyth foci mirip dengan teleskop luar angkasa milik Kyoto University, Jepang.
Heru mengatakan, semakin besar diameternya, semakin besar pula hasil penglihatan bintang yang sebelumnya terlihat redup. Ada pun bentuk bangunan akan menyerupai Observatorium Bosscha yang terletak di Lembang, Bandung, dengan teleskopnya enam kali lebih besar ketimbang Bosscha.
ADVERTISEMENT
"Gedung teleskop sudah selesai, kubah sudah bisa dibuka tutup dan diputar. Tinggal menunggu teleskop yang dalam perjalanan ke Timau," ujar Heru saat dihubungi kumparanSAINS, Senin (17/1).
Nantinya Observatorium Timau mampu merekam objek yang 36 kali lebih redup dibandingkan dengan pengamatan di Bosscha. Fasilitas di Timau juga merupakan generasi baru sehingga bisa mengikuti perkembangan sains antariksa teranyar.
Tujuan utamanya adalah sebagai pusat observasi astronomi dan pemberdayaan kawasan timur Indonesia. Observasi astronomi mencakup objek-objek tata surya --seperti planet, komet, dan asteroid-- fisika bintang dan galaksi, struktur besar alam semesta, sampai planet-planet di luar tata surya, termasuk pendeteksian planet ekstrasolar, evolusi bintang, ekstra galaksi dan asteroid dekat Bumi.
Sementara itu, pengamatan kehidupan di luar Bumi belum dimasukkan ke dalam rencana penelitian.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya telah dilakukan studi selama lima tahun fraksi malam terhadap langit di Indonesia. Hasilnya, wilayah Kupang memiliki waktu langit cerah paling banyak dalam setahun dibanding tempat-tempat lain di Indonesia. Inilah alasan kenapa Kupang dipilih menjadi lokasi pembangunan observatorium.