Siap-siap! Mammoth Hibrida Bakal Hadir di Bumi 5 Tahun Lagi

8 Januari 2023 10:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gajah Mammoth. Foto: Mauricio Antón/Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gajah Mammoth. Foto: Mauricio Antón/Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jutaan tahun yang lalu, mammoth berbulu hidup di Bumi. Mereka punah gara-gara perubahan iklim, tidak bisa beradaptasi sehingga populasinya semakin turun.
ADVERTISEMENT
Populasi yang turun diperparah dengan keberadaan predator berkaki dua, membunuh mereka dengan tombak, mengambil dagingnya untuk dimakan dan kulitnya untuk dijadikan pakaian. Ya, dia adalah manusia.
Kini, para peneliti berambisi untuk membangkitkan mammoth dari kepunahan, hadir lagi di Bumi seperti zaman Pleistosen. Ambisi itu diinisiasi oleh perusahaan bioteknologi bernama Colossal Bioscience. Dipimpin pengusaha teknologi Ben Lamm dan ahli genetika George Church, Colossal Bioscience berharap dapat memanfaatkan teknologi rekayasa genetik untuk menciptakan gajah tahan dingin yang sangat mirip dengan nenek moyangnya, yakni mammoth.
Mammoth berbulu sendiri punah sekitar 3.700 tahun yang lalu. Namun kerabat dekat genetik mereka masih hidup sampai saat ini.
“Jika kamu membandingkan gajah dan mammoth, mereka berkerabat sangat dekat,” kata Church sebagaimana dikutip Newsweek. “Mereka lebih dekat daripada gajah Afrika dan Asia.”
ADVERTISEMENT
Lamm mengatakan, gajah Asia dan mammoth berbulu sebenarnya memiliki 99,6% gen yang sama. Nah, sisanya, 0,4% inilah yang akan menjadi fokus para peneliti.
“Jika kamu melihat genom mereka, hanya ada sedikit perbedaan, dan kamu dapat memasukkan yang menurutmu bisa membuat mereka tahan dingin,” kata Church.
Seekor bayi gajah betina Asia lahir di Kebun Binatang Praha, Ceko, Rabu (13/5). Foto: REUTERS / David W Cerny
Dengan kata lain, tim berencana akan merekayasa gajah Asia sehingga mampu menahan suhu beku di Kutub Utara.

Mengapa peneliti ingin mengembalikan mammoth di Kutub Utara?

Mammoth berbulu diperkirakan telah berevolusi sekitar 300.000 tahun yang lalu, menyebar ke seluruh Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Sebagian besar populasi mammoth mati sekitar 10.000 tahun lalu. Populasi terakhir mammoth diperkirakan hidup di Pulau Wrangel di Siberia Artik pada 1650 SM.
ADVERTISEMENT
Hewan-hewan ini sangat besar, tumbuh setinggi 4 meter dengan berat mencapai 6 sampai 8 ton. Pola makan herbivora dan ukurannya yang sangat besar memungkinkan mereka memainkan peran sentral dalam menjaga keanekaragaman hayati ekosistem tempat mereka tinggal. Saat ini Arktik sebagian besar terdiri dari lumut, semak, dan sedikit hutan. Tapi pada saat mammoth hidup keadaannya berbeda.
“Ribuan tahun lalu... kebanyakan rumput. Sekarang kebanyakan pohon. Arktik membutuhkan pemulihan,” kata Church.
Memperkenalkan kembali populasi asli di Kutub Utara bisa membantu memulihkan ekosistem alami yang ada di sana. Hibrida mammoth disebut bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh hewan lain, salah satunya merobohkan pohon dan memulihkan pada rumput.
Ini mungkin terdengar melawan intuisi karena saat ini kita diminta untuk menanam kembali pohon guna menyelamatkan planet dari perubahan iklim. Tapi menurut Lamm, tidak semua pohon diciptakan sama.
ADVERTISEMENT
Di beberapa lingkungan seperti hutan hujan, pepohonan membentuk habitat utama bagi banyak spesies hewan. Tapi di Kutub Utara, Church mengatakan bahwa keberadaan pohon justru kurang baik untuk lingkungan dan ekosistem.
Kerangka mammoth yang ditemukan di lokasi pembangunan bandara baru Mexico City di pangkalan militer Santa Lucia, Meksiko, Kamis (3/9). Foto: Marco Ugarte/AP Photo
“Mereka menjebak salju sehingga kamu mendapatkan salju tebal yang menahan panas saat musim panas yang hangat seperti selimut yang jatuh. Dan itu buruk karena akan menyebabkan pencairan,” katanya.
Saat tanah beku mulai mencair, karbon yang terjebak di dalamnya selama berabad-abad dapat terlepas ke atmosfer. Arktik memiliki 1.400 Gigaton karbon yang dapat dilepaskan ke udara dalam bentuk metana, ini 80 kali lebih buruk dari karbon dioksida dari pemanasan global.
Nah, herbivora raksasa bisa memadatkan salju, melindungi tanah di bawahnya sehingga mengurangi risiko pencairan tanah. Padang rumput juga memantulkan lebih banyak panas dan cahaya ke atmosfer.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rerumputan memiliki sistem akar yang dalam, memungkinkannya menyimpan lebih banyak karbon di bawah tanah. Rerumputan juga terbukti lebih baik dalam menyimpan karbon ketimbang pohon di habitat yang tidak stabil.
Tapi Lamm menekankan, tujuan dari dibangkitkannya lagi mammoth berbulu bukan berarti untuk membasmi semua pohon, melainkan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem yang telah ada ribuan tahun lalu.

Kapan mammoth bisa hadir lagi di Kutub Utara?

Proses membangkitkan spesies apapun dari kepunahan harus ditangani dengan hati-hati, kata Lamm. Dia mengatakan, ini akan menjadi proyek jangka panjang dan melibatkan banyak pihak, termasuk bekerja sama dengan pemerintah setempat, pemilik tanah, dan kelompok masyarakat yang tinggal di sana.
Jika perkenalan awal ini berhasil, tim berharap meningkatkan proyek ke level berikutnya, yakni menciptakan makhluk mirip mammoth untuk memberikan dampak signifikan pada restorasi Arktik.
ADVERTISEMENT
“Tujuan jangka panjang Colossal adalah punya populasi besar (mammoth) untuk membantu pemulihan tundra Arktik, tetapi itu akan memakan waktu,” kata Lamm.
Sekarang ada tiga laboratorium dan lebih dari 40 ilmuwan yang bekerja untuk menciptakan mammoth hibrida. Mammoth ditargetkan sudah hadir di dunia pada tahun 2027 mendatang. So, kita tunggu saja. Jika berjalan lancar, kita mungkin bisa melihat lagi bagaimana wujud hewan prasejarah tersebut.