Siapa yang Membangun Piramida Mesir, Budak Yahudi atau Alien?

18 Mei 2021 9:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat wisatawan mengunjungi Piramida Agung, dataran tinggi piramida Giza di Giza, Mesir. Foto: Mohamed Abd El Ghany/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat wisatawan mengunjungi Piramida Agung, dataran tinggi piramida Giza di Giza, Mesir. Foto: Mohamed Abd El Ghany/Reuters
ADVERTISEMENT
Piramida Mesir adalah salah satu keajaiban dunia. Bangunannya menjulang tinggi di atas gurun pasir, terlihat hingga jarak puluhan kilometer. Membangun bangunan megah macam Piramida sudah pasti dibutuhkan effort yang luar biasa. Jadi siapa orang yang berhasil melakukannya?
ADVERTISEMENT
Beberapa teori mengatakan Piramida dibangun oleh orang-orang Yahudi yang diperbudak. Ada juga yang menyebut dibangun oleh penduduk kota Atlantis yang hilang, atau bahkan alien. Kendati begitu, tak ada satu pun teori yang memiliki bukti konkret untuk mendukung gagasan tersebut.
Faktanya, Piramida tidak mungkin dibangun oleh budak Yahudi karena tak ada sisa-sisa arkeologi yang bisa dikaitkan langsung dengan orang-orang Yahudi ketika Piramida Giza dibangun sekitar 4.500 tahun lalu. Selain itu, cerita yang ada di dalam Alkitab Ibrani tentang orang Yahudi yang diperbudak di Mesir justru mengacu pada sebuah kota bernama Ramesses.
Kota Ramesses didirikan selama dinasti ke-19. Namanya diambil dari Raja Ramses II yang memerintah antara tahun 1279-1213 SM. Kota ini dibangun setelah era pembangunan piramida berakhir di Mesir.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak memiliki petunjuk, bahkan satu kata pun, tentang orang Israel awal di Mesir, baik dalam prasasti monumental di dinding kuil, maupun dalam prasasti makam, atau dalam papirus," tulis arkeolog Israel, Finkelstein dan Neil Asher Silberman, dalam bukunya berjudul "The Bible Unearthed: Archaeology's New Vision of Ancient Israel and the Origin of its Sacred Texts”.
Perempuan menghadiri acara Yes Yoga Day untuk mendukung pemberantasan kekerasan terhadap perempuan di tengah pandemi COVID-19 di depan piramida bersejarah Giza, Mesir. Foto: AHMED FAHMY/REUTERS
Nyatanya, semua bukti arkeologis justru menunjukkan bahwa orang Mesir kunolah yang membangun piramida. Kendati bagaimana mereka membangunnya dan seperti apa para budak diperlakukan, hingga saat ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Piramida dan Pembangunannya

Mesir sendiri memiliki lebih dari 100 piramida kuno. Yang paling terkenal adalah piramida langka pertama yang dibangun pada masa pemerintahan Firaun Djoser sekitar tahun 2630-2611 SM dan piramida sejati pertama yang dibangun di bawah kekuasaan firaun Snefru sekitar 2575-2551 SM.
ADVERTISEMENT
Piramida Besar Giza dibangun pada masa pemerintahan firaun Khufu sekitar 2551-2528 SM dan dua penerusnya yakni Khafre (2520-2494 SM) dan Menkaure (2490-2472 SM) yang juga memiliki piramida di Giza.
Secara bertahap, Firaun mulai berhenti membangun piramida selama Kerajaan Baru berdiri atau sekitar tahun 1550-1070 SM. Raja-raja pada masa itu memilih dimakamkan di Lembah Para Raja, yang terletak 483 kilometer selatan Giza.
Dalam beberapa dekade terakhir, para arkeolog berhasil menemukan bukti baru yang memberi petunjuk tentang siapa yang membangun piramida dan bagaimana mereka hidup.
Menurut catatan yang masih ada, termasuk sebuah papirus yang ditemukan pada 2013 di Wadi al-Jarf di pantai laut Merah Mesir, kelompok besar pekerja telah membantu membawa material bangunan ke Giza.
ADVERTISEMENT
Papirus itu menceritakan bagaimana 200 orang yang dipimpin oleh mandor bernama Merer mengangkut batu kapur dengan menggunakan perahu menyusuri Sungai Nil yang berjarak 18 kilometer dari Tura ke Piramida Agung, tempat batu itu digunakan untuk membangun struktur luar monumen.
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan di kawasan Piramida, Giza, Kairo, Mesir. Foto: REUTERS / Amr Abdallah Dalsh
Saat ini, papirus yang merinci sejarah piramida masih dalam proses analisis dan penjabaran. Namun hasil sementara menunjukkan bahwa kelompok pekerja yang dipimpin Merer punya andil besar dalam pembangunan piramida Mesir. Para pekerja ini diduga telah melakukan perjalanan panjang dari Mesir hingga Gurun Sinai, melaksanakan berbagai proyek konstruksi yang diberikan kepadanya.
Ini menimbulkan pertanyaan apakah mereka bagian dari tenaga profesional yang statusnya lebih permanen ketimbang para pekerja petani serabutan? Yang pasti, menurut papirus, para pekerja piramida telah diberi makan seperti kurma, sayuran, ayam, dan daging.
ADVERTISEMENT
“Selain diet sehat, papirus itu menjelaskan para pekerja secara teratur mendapatkan tekstil yang mungkin dianggap sebagai upah kerja pengganti uang pada waktu itu,” kata Pierre Tallet, seorang profesor Egyptology di Paris-Sorbonne University yang menerjemahkan papirus dan merupakan salah satu pemimpin tim penelitian.
Sementara menurut Mark Lehner, direktur Asosiasi Penelitian Mesir Kuno (AERA), sebuah lembaga penelitian berbasis di Massachusetts, para pejabat dengan posisi lebih tinggi yang terlibat dalam pembangunan piramida diduga telah menerima hibah tanah.
Berdasarkan temuan arkeologi, para penduduk di kota Giza biasa memanggang roti dalam jumlah besar, menyembelih ribuan hewan, dan menyediakan bir dalam jumlah banyak. Menurut analisis tulang hewan yang ditemukan di situs dan dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi pekerja, para arkeolog memperkirakan dibutuhkan sekitar 1.800 kilogram daging hewan di setiap harinya, termasuk sapi, domba, dan kambing untuk menopang makanan pekerja piramida.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, tidak berarti semua pekerja mendapatkan hak yang sama. Penggalian AERA menunjukkan bahwa beberapa pejabat tinggi tinggal di rumah besar dengan mengonsumsi daging pilihan. Sebaliknya, peneliti curiga pekerja dengan jabatan paling rendah kemungkinan besar tidur di tempat tinggal sederhana atau bahkan tidur dengan bersandar di kerasnya batu pembentuk piramida.