Siasat Cerdik Kecoak Lolos dari Kepunahan Massal 66 Juta Tahun Lalu

10 April 2022 2:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kecoa  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kecoa Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid dengan diameter 10 kilometer menghantam bumi. Dampaknya begitu dahsyat menyebabkan gempa bumi besar dan kepunahan massal, termasuk punahnya dinosaurus.
ADVERTISEMENT
Namun tahukah kamu, ternyata kecoak menjadi salah satu spesies yang paling bertahan di daratan ketika asteroid itu menabrak Bumi? Selamatnya spesies ini membuat hewan ini jadi yang tertua yang pernah menghuni bumi sebelum datangnya manusia.
Pertanyaannya: bagaimana mereka bisa bertahan? Kecoak yang panjangnya hanya beberapa inci ini, kok, bisa bisa bertahan hidup ketika begitu banyak hewan kuat, yang jauh lebih besar dari mereka punah?
Berikut ini adalah rangkuman beberapa hal yang membuat kecoak lebih tahan dari gempuran bencana alam mengutip Live Science.

Tubuh ramping

Salah satu jawaban mereka bisa bertahan, ada pada tubuh mereka. Kecoak yang masih hidup dibekali kemampuan untuk bertahan melalui bencana meteor. Saat kamu melihat kecoak, kamu mungkin memperhatikan bahwa tubuh mereka sangat rata. Ini bukanlah sebuah ketidaksengajaan.
ADVERTISEMENT
Serangga dengan bentuk tubuh lebih datar dapat membantu mereka masuk ke tempat yang lebih sempit. Ini memungkinkan mereka untuk bersembunyi secara praktis di mana saja – dan ini mungkin membantu mereka bertahan dari hantaman asteroid.
Saat meteor menghantam, suhu di permukaan bumi melonjak tajam. Banyak hewan yang akhirnya tidak sempat untuk melarikan diri. Namun beda dengan hewan yang satu ini. Kecoak bisa berlindung di celah-celah tanah kecil, yang memberikan perlindungan yang sangat baik dari panas.

Tak suka pilih-pilih makanan

Ilustrasi Mi Kecoak Foto: Shutterstock/Gohang
Tabrakan meteor memicu serangkaian efek. Kondisi itu menyapu banyak debu ke atas membuat langit menjadi gelap. Saat matahari meredup, suhu turun dan kondisi menjadi dingin di seluruh dunia.
Sedikitnya sinar matahari membuat tanaman yang masih hidup semakin sulit dan harus berjuang keras untuk tumbuh. Banyak akhirnya organisme lain yang bergantung pada tanaman itu justru kelaparan.
ADVERTISEMENT
Kecoak tidak seperti herbivora lainnya yang cuma bergantung pada dedaunan dan tumbuhan. Kecoak bukan tipe hewan yang suka pilih-pilih makanan. Kecoak merupakan hewan pemakan segala atau omnivora. Mereka memakan sebagian besar makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan bahkan kotoran.
Punya sifat tak suka pilih-pilih makanan memungkinkan kecoak untuk bertahan hidup di masa-masa sulit sejak kepunahan Chicxulub dan bencana alam lainnya.

Telur kecoak

Sifat lain yang membantu ia bertahan hidup bisa dilihat dari telurnya. Seperti halnya casing smartphone, oothecae atau telur kecoak bersifat keras dan melindungi isinya dari kerusakan fisik dan ancaman lainnya, seperti banjir dan kekeringan.
Kecoak modern adalah hewan kecil yang selamat yang dapat hidup di mana saja di daratan, dari panasnya daerah tropis hingga beberapa bagian terdingin di dunia. Para ilmuwan memperkirakan saat ini ada lebih dari 4.000 spesies kecoa.
ADVERTISEMENT
Beberapa spesies ini suka hidup dengan manusia dan terkadang, dengan cepat bisa berubah menjadi hama. Begitu kecoak menetap di sebuah bangunan, sulit untuk menyingkirkan setiap celah kecil dari serangga ini dan oothecae mereka.
Ketika sejumlah besar kecoak hadir di tempat-tempat yang tidak bersih, mereka dapat menyebarkan penyakit. Ancaman terbesar yang mereka timbulkan bagi kesehatan manusia adalah dari alergen. Alergen yang mereka hasilkan dapat memicu asma dan reaksi alergi lain pada beberapa orang.
Saat ini, peneliti terus mempelajari kecoak untuk memahami bagaimana mereka bergerak dan bagaimana tubuh mereka dirancang bertahan hidup.