‘Sindrom Nasi Goreng’ Ramai Lagi di Media Sosial, Bisa Sebabkan Kematian

2 November 2023 11:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nasi goreng khas Indonesia. Foto: Bvlena/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nasi goreng khas Indonesia. Foto: Bvlena/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa hari terakhir, penyakit "sindrom nasi goreng" kembali ramai diperbincangkan di media sosial setelah kasus pria berusia 20 tahun yang meninggal pada 2008 muncul di TikTok.
ADVERTISEMENT
Sindrom nasi goreng mengacu pada kondisi di mana seseorang mengalami keracunan bakteri Bacillus cereus yang berasal dari makanan matang dibiarkan terlalu lama di suhu ruangan tertentu.
Adapun mahasiswa berusia 20 tahun tersebut meninggal setelah memakan spaghetti yang dimasak, lalu disimpan di lemari es, dipanaskan kembali dan dimakan lima hari kemudian. Meski kematian akibat B. cereus jarang terjadi, bakteri ini bisa menyebabkan penyakit gastrointestinal jika makanan tidak disimpan dengan benar. Ini lah yang bisa membahayakan nyawa.

Apa itu sindrom nasi goreng?

B. cereus adalah bakteri yang umum ditemukan di sekitar kita. Bakteri ini mulai menimbulkan masalah jika masuk ke dalam makanan tertentu yang dimasak dan tidak disimpan dengan benar. Makanan bertepung seperti nasi dan pasta sering menjadi penyebabnya. Semakin lama makanan disimpan di lemari es atau suhu ruangan tertentu, semakin besar kemungkinan racun akan tumbuh.
ADVERTISEMENT
B. cereus dapat bermasalah karena memiliki sel yang disebut spora. Sel ini sangat tahan terhadap panas. Jadi, meski makanan yang dipanaskan dengan suhu tinggi dapat membunuh bakteri lain, efek ini mungkin tidak berlaku jika makanan terkontaminasi B. cereus.
Spora di B. cereus pada dasarnya tidak aktif, tapi saat terkena suhu dan kondisi yang tepat, mereka dapat tumbuh dan menjadi aktif. Di sini lah bakteri mulai memproduksi racun yang bisa membahayakan kesehatan.

Gejala sindrom nasi goreng

Gejala paling umum saat seseorang terinfeksi B. cereus adalah diare dan muntah. Gejala yang dialami cenderung sembuh dalam beberapa hari. Namun jika infeksi menimpa kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, atau mereka yang penyakit penyerta, perawatan medis biasanya dibutuhkan untuk mencegah gejala makin parah.
ADVERTISEMENT
Selain B. cereus, bakteri lain seperti E. coli, Salmonella, dan Campylobacter juga bisa menyebabkan gastrointestinal.

Cara terhindar dari sindrom nasi goreng

Karena sindrom nasi goreng disebabkan oleh makanan matang yang dipanaskan lagi, satu-satunya cara terhindar dari B. cereus adalah dengan mengonsumsi makanan yang lebih higienis.
Menurut Enzo Palombo, Profesor Mikrobiologi di Swinburne University of Technology, setelah masak makanan, jika kamu ingin menyimpannya untuk dimakan di hari berikutnya, segera masukkan makanan tersebut ke lemari es. Jangan tunggu menjadi dingin.
Selain itu, bagilah makanan porsi besar menjadi lebih kecil. Saat makanan masuk ke dalam lemari es, suhu dingin perlu meresap ke dalam seluruh makanan. Porsi kecil akan membantu mempercepat pendinginan.
Prof. Enzo bilang, kalau makanan yang sudah dimasak dirasa terlalu lama disimpan di lemari es dan kamu ragu untuk memakannya, lebih baik jangan dimakan.
ADVERTISEMENT