Singa Berkaki Tiga Cetak Rekor, Berenang Terjauh di Sungai Afrika Penuh Buaya

12 Juli 2024 9:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Singa berkaki tiga, Jacob. Foto: Dok. Alexander Braczkowski/Griffith University
zoom-in-whitePerbesar
Singa berkaki tiga, Jacob. Foto: Dok. Alexander Braczkowski/Griffith University
ADVERTISEMENT
Dua ekor singa bersaudara berhasil berenang terjauh melintasi sungai Afrika yang penuh predator. Rekor yang cukup mengesankan, mengingat salah satu singa hanya memiliki tiga kaki.
ADVERTISEMENT
Aksi kedua kucing besar itu telah didokumentasikan dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh Griffith University dan Northern Arizona University, dengan pengawasan Uganda Wildlife Authority. Risetnya sudah dipublikasikan di jurnal Ecology and Evolution.
Mereka adalah Jacob dan Tibu, singa (Panthera leo) penghuni Queen Elizabeth National Park di Uganda. Pasangan ini sudah dikenal oleh para ilmuwan dan sering dijadikan objek penelitian, terutama Jacob yang memiliki pengalaman bertahan hidup yang luar biasa.
Jacob, singa berusia 10 tahun, menjadi terkenal karena berhasil selamat dari berbagai insiden yang mengancam nyawanya. Salah satu peristiwa mengakibatkan kakinya diamputasi.
"Saya berani bertaruh bahwa kita sedang melihat singa paling tangguh di Afrika: Dia telah ditanduk oleh seekor kerbau, keluarganya diracun untuk perdagangan tubuh singa, dia pernah terperangkap dalam jerat pemburu liar, dan berakhir kehilangan kakinya dalam insiden percobaan perburuan lain ketika dia terjebak dalam perangkap baja," kata Braczkowski, dikutip dari EurekAlert.
ADVERTISEMENT
Dengan pengalaman mengerikan tersebut, Jacob dan Tibu tidak kapok menjelajahi berbagai tempat. Lokasi eksplorasi terbaru mereka adalah Terusan Kazinga di Uganda.
Keduanya terekam oleh kamera drone peneliti sedang berenang melintasi sungai yang dipenuhi buaya dan kuda nil pada Februari 2024 malam hari. Pasangan ini sebenarnya melakukan tiga kali upaya menyeberang, kembali ke tepi sungai setelah dibuntuti oleh sesuatu yang diduga kuda nil atau buaya.
"Dia berenang, melintasi selat yang dipenuhi kuda nil dan buaya dengan kepadatan tinggi, merupakan pemecah rekor dan pertunjukan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi risiko tersebut," tambah Braczkowski.
Tim ilmuwan mengestimasi Jacob dan Tibu berenang sejauh 1,1 kilometer dalam jarak linier tapi kemungkinan besar mendekati 1,5 kilometer, disebabkan perubahan kecil dalam arah berenang selama di air. Sebelumnya, singa Afrika dilaporkan pernah berenang sejauh 10 hingga 100 meter.
ADVERTISEMENT
Kamera merekam singa berkaki tiga, Jacob, dan saudaranya, Tibu, sedang diikuti oleh predator saat berenang melintasi perairan Terusan Kazinga di Uganda. Foto: Dok. Alexander Braczkowski/Griffith University
Namun, beberapa singa yang berenang biasanya berakhir dengan kematian akibat diserang buaya, terutama buaya nil (Crocodylus niloticus) yang bobotnya bisa mencapai lebih dari empat kali lipat daripada singa jantan dewasa. Lalu, apa yang membuat Jacob dan Tibu mau mengambil risiko tersebut?
"Kemungkinan besar kedua saudara itu sedang mencari singa betina," jelas Braczkowski. "Persaingan mendapatkan singa betina di taman itu sangat ketat dan mereka kalah dalam perebutan kasih sayang dari betina beberapa jam menjelang berenang, jadi kemungkinan besar keduanya melakukan perjalanan berisiko untuk mendapatkan betina di seberang kanal."
Terusan Kazinga sebenarnya memiliki jembatan kecil untuk menyeberangi sungai. Namun aktivitas manusia menghalangi kucing besar itu untuk menggunakannya.