Siput Laut Hidup Ditemukan di dalam Kulit Seorang Anak di AS

13 Februari 2018 8:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siput laut checquered periwinkle (Foto: Walter Siegmund/Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Siput laut checquered periwinkle (Foto: Walter Siegmund/Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Bermain di laut memang suatu pengalaman menyenangkan. Namun jika tidak berhati-hati, bukan tidak mungkin pengalaman menyenangkan tersebut berubah menjadi pengalaman unik nan aneh seperti yang dialami seorang anak di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Seekor siput laut hidup berukuran empat milimeter ditemukan di dalam tangan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun. Sebelumnya bocah tersebut mengalami luka di bagian siku saat bermain di pantai California, AS.
Awalnya orang tua dari si anak tidak menyadari keberadaan siput tersebut dan hanya membersihkan lukanya saja. Tetapi karena di daerah luka tersebut muncul sebuah bengkak yang tidak kunjung hilang, mereka akhirnya membawa si anak ke dokter.
Albert Khait, asisten profesor di bagian pediatrik di Loma Linda University, memeriksa anak tersebut dan menemukan bahwa ia dalam kondisi sehat.
Akan tetapi, bagian luka yang anak itu alami menjadi abses dan terus terasa sakit, kemerahan, penuh dengan cairan, dan kemungkinan mengalami infeksi bakteri.
ADVERTISEMENT
Biasanya hal pertama yang dilakukan para dokter saat mengobati abses adalah dengan membuka luka tersebut, lalu mengeluarkan nanah yang ada di dalamnya, dan itulah yang Khait lakukan.
Tetapi pada bagian dalam luka, di bawah nanah-nanah yang ada, Khait menemukan sebuah objek keras, yang berukuran sekitar empat milimeter.
Ternyata objek tersebut adalah seekor siput laut, yang kemudian diidentifikasi sebagai chequered periwinkle atau Littorina scutulata, dan tampaknya siput itu dalam keadaan hidup.
Siput laut di dalam kulit seorang anak di AS (Foto: BMJ Case Reports)
zoom-in-whitePerbesar
Siput laut di dalam kulit seorang anak di AS (Foto: BMJ Case Reports)
Jadi bagaimana siput laut tersebut dapat bertahan di dalam luka penuh nanah selama beberapa hari? Ternyata hewan tersebut memiliki kemampuan bawaan untuk bisa bertahan di lingkungan ekstrem.
"Periwinkles adalah jenis herbivora, biasanya memakan ganggang yang tumbuh pada batuan di daerah pasang surut. Dan akibat lingkungan habitatnya, mereka seringkali terekspos udara dan memiliki kemampuan untuk menutup tempurungnya di atas sebuah permukaan dengan sebuah operkulum bertanduk dan juga lendir yang mirip lem," tulis Khait dalam laporan kasus yang ditemukannya, sebagaimana dilansir Science Alert.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membuat siput-siput itu dapat menyimpan air serta kelembapan di dalam cangkangnya sehingga mereka dapat menghindari pengeringan maupun kekurangan napas.
“Karakteristik ini membuat chequered periwinkle sebagai pengunjung unik di tubuh manusia dan membuatnya dapat bertahan meski berada di inang yang memiliki kondisi ekstrem," lanjut Khait dalam laporannya.
Menurut laporan tersebut, setelah siput itu dikeluarkan dari tangan si anak dan bekas luka tersebut diberikan antibiotik, luka pada tangan si anak akhirnya sembuh total.
Khait mengaku telah memeriksa literatur medis dan tidak menemukan kasus yang sama pernah dilaporkan, tetapi itu bukan berarti hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada 2013, CNN melaporkan bahwa ada siput laut tumbuh di lutut seorang anak laki-laki berusia empat tahun setelah ia terluka di pantai California. Kasus ini cukup mirip dengan kasus yang ditangani Khait.
ADVERTISEMENT
Menurut Khait, hal ini terjadi karena luka tersebut terinokulasi dengan telur siput laut yang menempel di batuan.
Kemiripan antara dua kasus ini bukan cuma itu saja. Ternyata kedua anak laki-laki tersebut malah sama-sama membawa siput yang sempat hidup dalam tubuh mereka sebagai hewan peliharaan.
"(Si anak) terlihat senang mengenai temuan mengejutkan itu dan meminta untuk memiliki spesimen tersebut agar ia bisa menceritakan kisahnya pada keluarga dan teman-temannya," tulis Khait.
Sayangnya, siput tersebut tampaknya tidak bisa bertahan hidup lebih lama lagi.
"Pada percakapan melalui telepon seminggu setelahnya, luka sudah sembuh sepenuhnya dan pasien juga telah pulih. Keluarga tersebut melaporkan bahwa siput masih bergerak satu hari setelah diangkat, tetapi selanjutnya tidak ada gerakan lagi," jelas Khait dalam laporannya.
ADVERTISEMENT