Soal Potensi Gempa 8,9 Magnitudo di Sumbar, Ini Kata Ahli

18 November 2020 14:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah ahli memprediksi akan adanya potensi gempa berkekuatan besar di wilayah Sumatera Barat (Sumbar), yang energinya bisa mencapai 8,9 magnitudo. Prakiraan ini mendapat tanggapan dari pakar gempa Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr. Badrul Mustafa.
ADVERTISEMENT
Badrul bilang, bahwa berita soal potensi gempa berkekuatan 8,9 magnitudo di Sumatera Barat (Sumbar) bukan hal yang baru, alias sudah lama diperkirakan meski tidak dapat dipastikan kapan gempa itu akan terjadi.
“Itu berita lama, sejak 2011 sudah mulai diingatkan lagi, bahkan sejak 2005 sebetulnya. Akibat tumbukan lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia, di wilayah Indonesia terakumulasi energi yang berpotensi menimbulkan gempa bumi mikro, kecil, sedang sampai kuat dan sangat kuat,”ucapnya, sebagaimana dilansir Antara.
Meski sudah lama diinformasikan, sebagian besar orang disebutnya tetap memandang berita ini sebagai informasi baru dan mengejutkan. “Kuncinya tetap meningkatkan kesiapsiagaan diri dan keluarga untuk menghadapinya agar risiko dapat diminimalisir,” kata Badrul.
Ia menjelaskan, potensi gempa besar ini berasal dari megathrust yang ada di Sumbar. Bersumber dari dua segmen, yakni segmen Siberut dan Sipora-Pagai. Kedua segmen ini memiliki periode ulang gempa atau ulang tahun gempa setiap 200 tahun sekali.
Ilustrasi Gempa Bumi Foto: Shutter Stock
Di jalur megathrust Mentawai, potensi gempa besar di segmen Sipora-Pagai sudah keluar dan sudah terjadi periode ulangnya. Itu terjadi sekitar tahun 1833, yang kala itu terjadi gempa berkekuatan 8,9 magnitudo disertai tsunami besar.
ADVERTISEMENT
Namun, pada periode ulang kali ini gempa terjadi secara beruntun. Setidaknya ada empat kejadian gempa besar yang pernah terjadi, berikut daftarnya:
"Maka, di segmen ini Insyaallah selesai periode ulangnya. Kalau pun terjadi beberapa kali gempa di segmen ini, tentunya kecil saja, sebab energinya sudah habis dan gempa besar akan terulang lagi 200 tahun mendatang," kata dia.
Meski periode ulang gempa dari segmen Sipora-Pagai telah terjadi, warga harus tetap waspada mengingat adanya segmen Siberut yang ada di Mentawai. Segmen ini berpotensi melepaskan gempa dengan energi yang cukup besar. Semakin rentan karena gempa terakhir dari segmen Siberut terjadi pada tahun 1797. Adapun potensi gempa dari Siberut prediksi berkekuatan 8,5 magnitudo.
Aktivitas gempa di Pagai, Kepulauan Mentawai meningkat, masyarakat perlu waspada. Foto: BMKG
Ini bisa terjadi kapan saja, bisa 50 tahun lagi atau 2.000 tahun lagi. Tidak ada yang tahu kapan gempa segmen Siberut terjadi. Belum diketahui juga apakah gempa segmen Siberut bakal terjadi secara berkala seperti Sipora-Pagai atau tidak.
ADVERTISEMENT
“Kalau satu gempa utama tunggal, maka kekuatannya bisa diatas 8,5. Kalau empat, maka paling tinggi 8,4 atau 8,3. Kalau dipecah sepuluh, tentu lebih kecil dari itu. Kalau dipecah menjadi sejuta gempa tentu tidak ada yang merusak. Hanya kecil-kecil saja dan Allah punya kuasa," katanya.
Maka dari itu, warga harus tetap waspada dengan meningkatkan mitigasi kebencanaan, terutama bagi mereka yang tinggal di pesisir atau sekitar pantai.

Potensi Gempa 8,9 Magnitudo di Sumbar

Sebelumnya, diberitakan Antara pada Jumat (13/11), Kepala Bidang PK Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, Syahrazad Jamil, menyebut bahwa para ahli telah memperingatkan potensi gempa bumi besar 8,9 magnitudo dari patahan Megathrust Mentawai. Itu disampaikan dalam diskusi virtual terkait upaya pengurangan risiko bencana tsunami di Provinsi Sumbar.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya potensi gempa itu, BPBD Sumbar harus mewaspadai kemungkinan adanya tsunami 10 meter di Kota Padang, di mana air bisa mencapai daratan dalam waktu 20 hingga 30 menit setelah gempa besar terjadi. Bencana alam ini bisa berdampak pada 1,3 juta penduduk yang tinggal di pesisir. Berdasarkan skenario terburuk, diperkirakan 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.367 hilang, dan 103.225 mengalami luka-luka.
"Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Minangkabau hancur, itu prediksi para ahli," katanya.
Pulau Sumatera sendiri telah mengalami beberapa kali bencana tsunami. Khusus di Sumbar, tsunami terjadi di Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober 2010 dengan menelan korban jiwa hingga 408 orang.