Sperma Tertua di Dunia Ditemukan, Begini Penampakannya

17 September 2020 9:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sperma ostracoda zaman purba Foto: Wang et al., Proceedings B, 2020
zoom-in-whitePerbesar
Sperma ostracoda zaman purba Foto: Wang et al., Proceedings B, 2020
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti menemukan sperma hewan purba yang diyakini sebagai sperma tertua di dunia. Sperma berukuran raksasa itu diperkirakan berusia 100 tahun dan menjadi sperma tertua yang pernah ditemukan sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, tim ahli paleontologi pernah menemukan sperma dari zaman purba berusia sekitar 17 juta tahun lalu. Namun, fosil sperma terbaru ini di dalam tubuh hewan purba ostracoda, sejenis krustasea atau hewan tak bertulang belakang yang sudah ada sejak 500 juta tahun lalu. Hewan laut ini masih banyak ditemukan di samudera hingga saat ini.
Sperma tersebut ditemukan di dalam tubuh spesimen krustasea betina. Peneliti berpendapat, betina tersebut baru saja dibuahi beberapa saat sebelum ia terperangkap di dalam resin atau getah pohon yang membatu.
Uniknya, sperma ini sangat besar, lebih besar daripada sperma manusia. Ukurannya bisa mencapai 4,6 kali tubuh si jantan. Berdasarkan foto dari mikroskop elektron, sperma itu tampak seperti tali halus yang menggumpal seperti benang kusut.
ADVERTISEMENT
“Ini setara dengan 7,3 meter pada ukuran manusia dengan tinggi 1,70 meter, sehingga butuh energi besar untuk memproduksinya," kata Renate Matzke-Karasz dari Ludwig Maximilian University of Munich, salah satu penulis penelitian tersebut, dilansir AFP.
Sperma ostracoda zaman purba Foto: Wang et al., Proceedings B, 2020
Penemuan cangkang ostracoda memang hal yang biasa, namun menemukan spesimen lunak adalah hal yang sangat jarang terjadi. Ostracoda juga merupakan spesies yang baru memiliki nama latin Myanmarcypris hui.
Pada periode Cretaceous yang terjadi sekitar 145 hingga 66 juta tahun lalu, ostracoda kemungkinan hidup di perairan pesisir Myanmar saat ini. 
Tidak seperti manusia yang menghasilkan puluhan juta sperma dalam satu waktu, ostracoda punya kecenderungan menghasilkan sperma berkualitas dibanding kuantitas yang banyak. Namun, masih ada beberapa teori yang saling bertentangan mengenai nilai evolusi sperma.
ADVERTISEMENT
"Misalnya, eksperimen menunjukkan bahwa dalam satu kelompok, tingkat persaingan yang tinggi antar laki-laki dapat menyebabkan sperma bisa bertahan hidup lebih lama, sementara di kelompok lain, tingkat persaingan yang rendah juga menyebabkan kehidupan sperma yang lebih lama," lanjut Matzke-Karasz.
Penemuan ini menunjukkan, "bahwa reproduksi dengan sperma raksasa bukanlah evolusi yang berlebihan di ambang kepunahan, melainkan untuk keuntungan jangka panjang untuk kelangsungan hidup suatu spesies,” tuturnya.
Penemuan sperma tertua di dunia ini ditulis dalam jurnal Royal Society's Proceedings yang terbit pada Rabu (16/9).