Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Spesies Baru Belut Moray Ditemukan, Dinamai Dewa Kematian Hades
6 Januari 2025 13:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti menemukan spesies baru belut moray yang diberi nama Hades, raja dunia bawah atau dewa kematian dalam mitologi Yunani. Bedanya dengan belut moray pada umumnya yang hidup di air asin laut, hewan satu ini justru mendiami muara sungai berlumpur.
ADVERTISEMENT
Nama ilmiah resminya Uropterygius hades. Penemuan belut moray Hades sudah ditulis dalam jurnal ZooKeys yang terbit pada Desember 2024, oleh tim ilmuwan dari National Sun Yat-sen University di Taiwan, Western Philippines University di Filipina, dan Kitakyushu Museum of Natural History and Human History di Jepang.
Ada sekitar 230 spesies belut moray yang sudah tercatat dalam sains, kebanyakan hidup di lingkungan laut. Gymnothorax polyuranodon menghabiskan sebagian besar hidupnya di air tawar, sementara Strophidon sathete dan beberapa spesies lainnya masih dapat hidup di lingkungan dengan kadar salinitas rendah seperti muara sungai.
Namun, belut moray yang secara khusus beradaptasi dengan habitat muara dengan campuran air asin dan air tawar masih dianggap langka. Belut U. hades salah satunya.
"Uropterygius hades sp. nov. merupakan spesies belut moray langka yang menghuni lingkungan muara keruh, lebih menyukai substrat lunak dan berlumpur, serta menggali dan bersembunyi di antara bebatuan atau di daun bakau yang gugur," tulis penjelasan dalam riset ini, yang dipimpin oleh Dr. Wen-Chien Huang.
ADVERTISEMENT
Tujuannya untuk mengamati hewan air di area tersebut dan menemukan spesies belut gua yang lain, belut moray mata kacang (Uropterygius cyamommatus). Meski hewan tersebut tidak ditemukan, tim ilmuwan berhasil mengumpulkan belut moray ramping aneh berwarna gelap.
Beberapa spesimen dibawa ke laboratorium untuk melakukan pengujian DNA. Peneliti mengamati belut U. hades mengubur ekornya terlebih dahulu di dalam akuarium, perilaku yang jarang terlihat pada belut moray.
Ia juga tampak sangat sensitif terhadap cahaya dan terus berusaha bersembunyi saat terpapar cahaya apa pun. Mata kecilnya diyakini sebagai bentuk adaptasi terhadap kehidupan di lingkungan dengan cahaya redup, dengan jumlah pori sensorik di kepala lebih sedikit dibandingkan belut sejenisnya.
ADVERTISEMENT
Tim ilmuwan berpendapat mata kecil dan sensitif serta tidak ada pori sensorik di kepala menunjukkan belut moray Hades mungkin mengandalkan indra penciuman dan perasanya, atau kemoresepsi, untuk merasakan perubahan zat kimia di lingkungan daripada penglihatan untuk menemukan makanan atau menghindari pemangsanya. Ini memungkinkan mereka untuk tetap bersembunyi di balik lumpur, sembari menemukan mangsa dan terhindar dari predator.
Karena penampilannya yang menakutkan dan habitatnya yang gelap dan suram, nama Hades diberikan untuk spesies baru belut moray ini. Menurut Huang, ide penamaan Hades terinspirasi dari penggambaran Hades oleh aktor Ralph Fiennes dalam film Clash of the Titans.