Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Spesies Baru Cacing Hantu Ditemukan, Wujudnya Mirip Setan Mitos Jepang
13 April 2023 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tiga spesies baru cacing glow in the dark (polychaetes) langka ditemukan. Cacing hantu ini punya wujud mirip dengan setan yang dijelaskan dalam cerita rakyat Jepang.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini dilaporkan dalam jurnal Royal Society Open Science yang terbit per 29 Maret 2023. Ketiga cacing spesies baru ini masuk dalam genus Polycirrus, dengan masing-masing diberi nama Polycirrus onibi, Polycirrus aoandon, dan Polycirrus ikeguchi.
Ketiganya termasuk dalam keluarga bristle worms. Mereka biasanya ditemukan di perairan dangkal sungai Jepang .
Hewan-hewan ini dapat mengeluarkan cahaya biru dan ungu di perairan gelap sehingga tampak seperti gumpalan kabut di malam hari. Merekalah yang mungkin telah memberikan inspirasi cerita rakyat Jepang tentang setan atau “yokai”.
Berangkat dari sini, peneliti akhirnya memberi nama dua dari tiga cacing speises baru tersebut dengan nama hantu di cerita rakyat Jepang. Nama Onbi, misalnya, punya arti api iblis. Onbi adalah roh orang mati yang muncul seperti bola api melayang berwarna biru dan cenderung diam di daerah lembap di alam liar. Kalau di Indonesia, ini mirip hantu banaspati.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, aoandon adalah wanita iblis berkulit biru, rambut panjang, bertanduk, dan gigi tajam, mengenakan kimono putih serta membawa lentera biru. Sedangkan ikeguchi adalah satu-satunya cacing yang tidak merujuk pada cerita rakyat Jepang. Sebaliknya, nama ikeguchi diambil sebagai bagian dari menghormati mantan direktur Akuarium Notojima, yang membantu menemukan cacing tersebut.
Cacing ini memiliki bulu kasar dan beberapa di antaranya beracun. Sekarang peneliti sedang menyelidiki bagaimana cacing hantu bisa mengeluarkan cahaya atau bioluminesensi.
“Kimia yang menarik dan tidak biasa, dan memahami mekanisme di baliknya akan membantu penelitian dalam ilmu kedokteran dan kehidupan,” ujar Naoto Jimi, penulis utama studi yang merupakan asisten profesor biologi kelautan di Nagoya University.
"Kami bermaksud menggunakan temuan kami untuk memperdalam pemahaman kami tentang sifat molekuler dari fenomena ini dan menerapkan pengetahuan ini untuk pengembangan teknologi ilmu kehidupan baru,"
ADVERTISEMENT