Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Spesies Baru Kelomang Ditemukan, Punya Capit Merah Stroberi
10 November 2024 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Peneliti dari Queensland Museum, Australia, menemukan spesies baru kelomang atau kepiting pertapa. Krustasea ini memiliki kaki dan capit berwarna merah tua seperti buah stroberi.
ADVERTISEMENT
Dengan karakteristiknya, hewan itu diberi nama ilmiah Strigopagurus fragarchela, diambil dari bahasa latin Fragaria (stroberi) dan chela yang merujuk pada capitnya. Hewan baru ini bisa disebut dengan nama umum 'Strawberry-clawed Hermit' (Kepiting pertapa bercapit stroberi).
Spesies teridentifikasi oleh Peter Davie, Anggota Kehormatan Queensland Museum, dan Marissa McNamara, Manajer Koleksi Queensland Museum. Ia ditemukan di perairan yang relatif dalam, sekitar 120 sampai 260 meter, di lepas pantai tenggara Queensland.
Riset penemuan kelomang bercapit stroberi sudah dilaporkan dalam jurnal Memoirs of the Queensland Museum.
McNamara mengatakan spesies baru ini memiliki beberapa ciri yang sangat khas, paling mencolok adalah capitnya yang berwarna merah terang. Selain itu, hewan ini juga mengembangkan metode unik dalam menghasilkan suara di bawah air (mengerik), seperti yang dilakukan jangkrik di udara.
"Kami langsung tahu ini adalah kelomang yang istimewa, dan segera memberinya julukan kepiting pertapa stroberi," kata McNamara, dalam pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
Beberapa spesimen S. fragarchela yang sejauh ini telah diperiksa berasal dari tangkapan kapal pukat komersial. Bentuknya lebih besar dibandingkan kelomang pada umumnya, dengan spesimen yang menjadi dasar identifikasi ilmiah resmi berukuran 13,9 milimeter.
Ada banyak genus kelomang dengan spesies yang tersebar di seluruh dunia –satu atau dua di antaranya bahkan menghabiskan sebagian waktunya di pohon. Hal yang membedakan mereka dari krustasea lain adalah kegemarannya berpindah-pindah rumah.
Begitu larva bermetamorfosis menjadi bentuk terakhir kelomang, mereka harus mencari cangkang sendiri dan menggantinya dengan yang lebih besar saat tumbuh dewasa. Beberapa kelomang hidup dengan cangkang dari organisme lain, sementara lainnya terpaksa menggunakan sampah plastik sebagai rumahnya.