Spesies Baru Laba-laba Jaring Corong Ditemukan, Lebih Beracun dan Berbahaya

19 Januari 2025 17:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spesies baru Laba-laba Jaring Corong yang diberi nama Atrax christenseni di Museum Australia di Sydney, Australia, Selasa (14/1/2025). Foto: Stefica Nicol Bikes/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Spesies baru Laba-laba Jaring Corong yang diberi nama Atrax christenseni di Museum Australia di Sydney, Australia, Selasa (14/1/2025). Foto: Stefica Nicol Bikes/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti di Australia menemukan spesies baru laba-laba jaring corong Sydney yang lebih besar dan lebih berbisa. Ia masuk jajaran laba-laba paling mematikan di dunia.
ADVERTISEMENT
Penemunya adalah Kane Christensen, penggemar laba-laba dan mantan kepala bagian laba-laba di Taman Reptil Australia. Araknida baru ini pertama kali ditemukan pada awal tahun 2000-an di dekat Newcastle, sekitar 170 km di utara Sydney.
Spesies baru laba-laba jaring corong sudah diteliti oleh tim ilmuwan dari Museum Australia, Universitas Flinders, dan Institut Leibniz di Jerman. Hasil risetnya tayang di jurnal BMC Ecology and Evolution.
Hewan diberi nama ilmiah Atrax christenseni untuk menghormati kontribusi Christensen dalam penelitian. Ia juga dijuluki 'Big Boy' (Bocah Besar).
"Laba-laba ini jauh lebih besar, kelenjar bisanya lebih besar, dan taringnya lebih panjang," ujar Christensen, dikutip Reuters.
Penggemar laba-laba dan mantan Kepala Laba-laba di Taman Reptil Australia, Kane Christensen, mengamati spesies baru laba-laba jaring corong yang diberi nama Atrax christenseni di Museum Australia di Sydney, Australia, Selasa (14/1/2025). Foto: Stefica Nicol Bikes/REUTERS
A. christenseni memiliki panjang hingga 9 sentimeter. Sebagai perbandingan, laba-laba jaring corong Sydney umumnya hanya tumbuh hingga 5 sentimeter.
ADVERTISEMENT
Binatang nokturnal berwarna hitam ini bisa ditemukan dalam radius 150 kilometer dari Sydney, Australia. Mereka biasanya paling aktif antara November hingga April.
Pejantan memiliki racun lebih kuat, bisa menyebabkan kematian pada manusia. Ada 13 kasus kematian akibat gigitan laba-laba jaring corong, tapi sudah tidak ada lagi korban sejak antivenomnya dikembangkan pada 1980-an, menurut laporan Museum Australia.
Peneliti memastikan antivenom yang sama juga efektif untuk mengobati gigitan dari A. christenseni.
"Kadang-kadang Anda mungkin menemukannya di garasi, kamar tidur, atau tempat lain di dalam rumah saat mereka berkeliaran pada malam hari," kata Christensen. "Saya tidak menyarankan menyentuh mereka, itu sudah pasti. Mereka mengeluarkan banyak racun."