news-card-video
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Spesies Cacing Siberia ini 'Mati Suri' Sejak 46 Ribu Tahun Lalu, Kini Hidup Lagi

4 Maret 2025 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spesies cacing Siberia 46.000 tahun lalu. Foto: Shatilovich et al.
zoom-in-whitePerbesar
Spesies cacing Siberia 46.000 tahun lalu. Foto: Shatilovich et al.
ADVERTISEMENT
Rasanya mustahil ada makhluk hidup yang bisa kembali hidup setelah puluhan ribu tahun dikira mati. Di Siberia, ada spesies cacing yang terkubur di tanah beku sejak 46.000 tahun lalu dan kembali hidup saat ini.
ADVERTISEMENT
Cacing yang dibangkitkan kembali ini termasuk dalam genus yang terkenal karena kemampuannya memasuki kriptobiosis, yang merupakan strategi biologis di mana kehidupan tampak berhenti dalam kondisi dingin.
Para ahli mengidentifikasi nematoda yang baru dipelajari tersebut sebagai Panagrolaimus kolymaensis, spesies yang sebelumnya tidak dideskripsikan dalam literatur ilmiah. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Philipp Schiffer dari Institut Zoologi di Universitas Cologne, dan rekan-rekannya.
Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa sampel tersebut berusia puluhan ribu tahun. Fakta ini menunjukkan bahwa cacing ini menghabiskan sebagian besar keberadaannya dalam keadaan mati suri di bawah sedimen beku.
Cacing ini ditemukan di kedalaman sekitar 37 meter. Posisi ini membantunya tetap terlindungi dalam cuaca dingin yang ekstrem, dan memberinya kesempatan untuk bangkit kembali di laboratorium modern, tempat ia melanjutkan aktivitas normal dan bahkan menghasilkan keturunan.
ADVERTISEMENT
Menurut para peneliti, nematoda jenis ini biasanya hanya hidup selama satu atau dua bulan. Cacing yang bangkit kembali di laboratorium bertahan hidup lebih lama dari rentang waktu tersebut dengan memanfaatkan kekuatan kriptobiotik yang masih dalam penyelidikan.
Molekul khusus dapat menstabilkan sel-sel pada cacing ini, menjaganya tetap utuh meskipun mengalami kekeringan ekstrem atau perubahan suhu. Molekul serupa telah ditemukan pada organisme lain yang diketahui dapat bertahan hidup dari dehidrasi dan pembekuan.
"Tidak seorang pun mengira bahwa proses ini dapat berlangsung selama ribuan tahun, 40.000 tahun, atau bahkan lebih lama. Sungguh menakjubkan bahwa kehidupan dapat dimulai lagi setelah sekian lama, dalam kondisi antara hidup dan mati," kata Dr. Schiffer dilansir Earth.
Spesies cacing Siberia 46.000 tahun lalu. Foto: Shatilovich et al.
Siberia memiliki hamparan tanah beku permanen yang luas, yaitu tanah atau sedimen yang tetap beku setidaknya selama dua tahun berturut-turut. Tanah beku dapat meluas hingga ratusan kaki di bawah permukaan di wilayah tertentu, dengan suhu dingin yang melindungi apa pun yang terperangkap di dalam lapisannya.
ADVERTISEMENT
Kondisi di area ini dapat menjadi tantangan bagi manusia, tetapi lapisan tanah beku membentuk tempat penyimpanan sempurna untuk mengawetkan sisa-sisa hewan. Es tebal dan suhu dingin membuat bahan organik tetap segar untuk dipelajari ribuan tahun kemudian.
Ahli biologi evolusi saat ini mungkin akan memperluas penelitian ke sampel permafrost yang lebih tua. Jika lebih banyak spesimen purba ditemukan, para ilmuwan mungkin akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kehidupan di Bumi bertahan dalam kondisi yang keras dan ekstrem ini. Studi ini dipublikasikan dalam PLOS Genetics.