Startup Ini Bikin Robot Mini untuk Jelajahi Otak Manusia

17 April 2022 12:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robot mini yang bisa dikirim jauh ke dalam otak manusia. Foto: AFP/ROBYN BECK
zoom-in-whitePerbesar
Robot mini yang bisa dikirim jauh ke dalam otak manusia. Foto: AFP/ROBYN BECK
ADVERTISEMENT
Sebuah startup yang berbasis di California, Amerika Serikat, telah membuat robot mini yang dapat dikirim jauh ke dalam otak manusia. Robot ini diklaim digunakan untuk mengobati gangguan yang tidak dapat diakses dengan metode lain.
ADVERTISEMENT
Startup dengan nama Bionaut Labs ini bekerja sama dengan lembaga penelitian bergengsi Max Planck di Jerman untuk merealisasikan proyek tersebut. Untuk membuatnya bekerja, ada magnet yang untuk menggerakkan robot.
Kumparan magnet ditempatkan di luar tengkorak pasien dan dihubungkan ke komputer untuk dapat menggerakkan robot mikro dari jarak jauh ke bagian otak yang terkena. Metode ini dipakai agar tidak membahayakan tubuh manusia.
“Ide mikrorobot muncul jauh sebelum saya lahir,” kata salah satu pendiri dan CEO Bionaut Labs, Michael Shpigelmacher, sebagaimana dikutip Daily Mail.
Michael Shpigelmacher bersama robot mini. Foto: AFP/ROBYN BECK
Robot berbentuk silinder ini terbuat dari logam dan punya panjang beberapa milimeter. Jika diaktfikan, ia akan bergerak perlahan mengikuti lintasan yang telah diprogram sebelumnya. Begitu mendekati target, robot itu didorong dengan cepat seperti roket hingga menembus kista berisi cairan di dalam otak.
ADVERTISEMENT
Menurut Shpigelmacher, harapannya, metode ini dapat digunakan untuk mengobati Dandy-Walker Syndrome, kelainan otak langka yang menyerang anak-anak. Penderita sindrom ini mengalami kista seukuran bola golf, yang membengkak dan meningkatkan tekanan pada otak, memicu sejumlah kondisi neurologis yang berbahaya.
Bionaut Labs telah menguji robotnya pada hewan besar seperti domba dan babi. Shpigelmacher mengklaim data yang dihasilkan menunjukkan bahwa teknologi ini aman bagi manusia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) diketahui juga telah memberikan persetujuan untuk uji klinis yang melibatkan pengobatan Sindrom Dandy-Walker, serta glioma ganas, tumor otak kanker yang sering dianggap tidak dapat dioperasi.